Suara.com - Target cukup realistis diberikan oleh Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, soal laga menghadapi Jepang dan Arab Saudi di ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Timnas Indonesia bakal menghadapi Jepang pada 15 November dan Arab Saudi pada 19 November 2024 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Target Sumardji tidak muluk-muluk. Ia mengharapkan skuad arahan Shin Tae-yong bisa meraih 4 poin dari dua laga itu. Skenario realistisnya, 1 poin didapatkan saat melawan Jepang dan 3 poin diraih saat menghadapi Arab Saudi.
Meraih satu poin saat menghadapi Jepang memang terdengar berat, tapi bermain di rumah sendiri dengan dukungan suporter bisa jadi faktor eksternal yang memompa semangat para pemain.
Namun semangat saja dirasa masih sangat kurang. Shin Tae-yong harus menerapkan strategi paling jitu untuk bisa menahan Jepang nanti.
Lantas, strategi apa yang bisa diterapkan Shin Tae-yong? Berikut ulasannya.
Mengubah Pakem Formasi
Pada pertemuan terakhir di Piala Asia 2023 lalu, Shin Tae-yong menerapkan skema dasar 5-4-1. Formasi ini menumpuk banyak pemain di belakang demi menahan gempuran Jepang.
Nyatanya, bertahan total tidak selalu menjadi jalan keluar terbaik melawan tim dengan agresivitas dan kreativitas kelas atas macam Jepang, terlebih Jepang kini menerapkan skema 3-4-3 yang lebih menyerang.
Baca Juga: Pratama Arhan dan Marselino Ferdinan Lewat! Karier Sempurna Rafael Struick Pakai Nomor Punggung STY
Untuk mengimbangi formasi Jepang, Timnas Indonesia bisa menggunakan skema 3-4-3 atau 3-5-2. Fungsinya adalah menahan gempuran dari lini tengah, sekaligus bisa berubah jadi mode bertahan jika diperlukan.
Selain lini belakang, kunci dari formasi ini adalah kejelian lini tengah dan lini depan dalam memaksimalkan setiap peluang untuk menghasilkan gol.
Bermain Pragmatis
Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong dikenal gemar bermain bola-bola pendek dan memulai permainan dari belakang.
Pendekatan ini bisa diubah untuk menghadapi Jepang dengan bermain lebih pragmatis. Bermain long ball dengan memastikan bisa memenangkan duel, layak dicoba untuk menghindari pressing ketat pemain Jepang.
Bermain pragmatis dan efisien juga bisa memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan di lini belakang, seperti kehilangan bola, salah passing, sampai gol bunuh diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Kondisi Terbaru Bek Lucas Lee Jelang Laga Penentu Indonesia U-17 Kontra Honduras
-
Pep Guardiola Kirim Sinyal Keras ke Arsenal Usai Man City Bungkam Liverpool 3-0
-
Peluang Lolos Tipis! Ini Skenario Timnas Indonesia Lolos Babak 32 Besar Piala Dunia U-17 2025
-
Calvin Verdonk Jalani Hari Sial: Main 5 Menit, Kartu Merah, Lille Tumbang dari Strasbourg
-
Gol Solo Run Dean James Bungkam Feyenoord, Statistiknya Bikin Merinding!
-
Dwigol Lautaro Martinez dan Bonny Bawa Inter Milan Raih Poin Penuh, Kuasai Klasemen Liga Italia
-
Kenapa Nova Arianto Malah Senang Timnas Indonesia U-17 Dibantai Brasil?
-
Liverpool Dipermalukan City 3-0, Kegagalan Penalti Haaland Terbayar Tuntas
-
Media Italia Samakan Penyelamatan Jay Idzes dari Atalanta dengan Nilai 1 Gol
-
Siapa Reno Munz? Pemain Keturunan Rp 10,43 Miliar eks Andalan Bayer Leverkusen, Mirip Elkan Baggott