Suara.com - Penyanyi Agustin Oendari kembali merilis lagu terbaru berjudul "Telepon Terakhir". Ada kisah menarik di balik terciptanya lagu bernuansa pop sendu ini.
Agustin Oendari mengakui, lagu "Telepon Terakhir" tercipta usai ia berbincang dengan ayahnya di telepon. Perempuan yang biasa disapa Otin ini memang memiliki hubungan yang dingin dengan sang ayah.
"Aku dan ayah memang nggak terlalu akrab, karena kami berdua sama-sama keras kepala. Pada suatu hari yang random, hujan kayak badai, langit gelap banget, ayahku telepon dan kami berantem," kata Otin, seperti dalam rilis yang diterima Suara.com.
"Aku lebih banyak diam sampai teleponnya mati. Setelah itu, pikiranku kacau, ada banyak perasaan. Marah, sedih, kecewa, dan banyak perasaan yang sulit dihadapi," kata Agustin Oendari menambahkan.
Usai menelepon ayahnya, Agustin Oendari awalnya mengaku marah dan kecewa. Ide kreatifnya kemudian muncul dan amarahnya tersebut ditulis menjadi sebuah lagu.
Tapi entah mengapa, lagu yang dibuat Agubukan soal amarah. Tapi sebaliknya, rasa syukur. Otin bersyukur karena kejadian tersebut berlangsung di tengah pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda kesudahannya. Di tengah kondisi itu, Otin merasa beruntung karena masih memiliki keluarga yang lengkap dan dalam keadaan sehat.
"Waktu ini terjadi, kami masih sedang di tengah pandemi, di mana orang-orang yang kita sayang, bisa saja tiba-tiba hilang. Aku termasuk yang beruntung, karena sampai saat ini dituliskan, keluargaku masih lengkap dan sehat-walafiat. Tapi, gimana kalau ini terjadi kepada orang lain dan akhir kisahnya berbeda?," imbuh Otin.
Sebagai sebuah lagu, "Telepon Terakhir" menjadi sebuah pesan yang universal. Menurut Agustin Onedari, lagu ini juga mengisyaratkan sebagai perpisahan atau kehilangan, dalam berbagai bentuk yang mungkin terpikirkan.
"Putus sama pacar, berantem sama sahabat. pertengkaran dan kesalahpahaman. Patah hati yang nggak bisa selesai hanya dengan maaf. Atau kehilangan orang yang disayang untuk selamanya. Makanya kalau rindu, telepon aja. kita nggak pernah tahu kapan 'telepon terakhir' bakal tiba," ucap Otin.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Telah Mengubah Industri Musik, Termasuk di Indonesia
"Hingga di akhir lagu ini, aku menyelipkan doa dan permohonan baik. kalaupun ada yang harus disudahi walaupun tidak selesai, selalu ada kesempatan untuk mendoakan, 'semoga bahagia', tutur Otin.
"Telepon Terakhir" adalah lagu kedua dari album berjudul "Waktu". Sebelumnya Otin telah merilis single berjudul "Tenang Dan Bersabarlah".
Agustin Oendari, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Botin, adalah seorang penulis lagu dan penyanyi kelahiran Jakarta, 29 Agustus 1989. Mengawali karier pada 2014 dengan menulis dan menyanyikan lagu Selamat Pagi Malam untuk film berjudul sama.
Botin juga diketahui kerap terlibat dalam pembuatan soundtrack untuk beberapa film seperti tembang "Selamat Pagi Malam" (In The Absence of The Sun, 2014) dan "Lagu Untuk Mama" (Susah Sinyal, 2017), "Dari Rindu Kepada Rindu" juga menghiasi daftar lagu latar dari sinema Galih & Ratna (2017).
Kini sejak rilisan terakhirnya dua tahun silam, Agustin Oendari memang diketahui menghabiskan banyak waktunya di studio dan aktif menjadi penulis lagu dan vocal director untuk karya-karya musisi pendatang baru, di antaranya seperti lagu Lathi (Weird Genius ft. Sara Fajira), Dunia (Mytha Lestari), A Million Stars (album kolaborasi Rising Stars) dan lainnya.
Di samping sederet kesibukannya tersebut, Botin juga mengembangkan sebuah label musik independen bernama Big Hello Records. 2021 menjadi tahun kembalinya Botin. Lewat label miliknya, Botin merilis debut singlenya bertajuk "Tenang dan Bersabarlah" dan "Telepon Terakhir" untuk album berjudul Waktu yang dirpoduseri oleh Ivan Gojaya.
Berita Terkait
-
Bangkitkan Gelora! Saemen Fest 2025 Warnai Akhir Pekan dalam Balutan Euforia
-
7 Konser Musik Tahun Baru 2026 di Indonesia, Ada DEWA 19 hingga Raisa
-
Lineup Lengkap Big Bang Festival 2025/2026 Bocor: Ada Dewa 19, Tulus, sampai Weird Genius!
-
EXO Rilis Musik Video I'm Home, Balada Musim Dingin Penuh Kehangatan
-
Specta UB Phoria 2025: Galang Donasi Bencana hingga Hadirkan Pasha Ungu dan Dimas Senopati
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
10 Serial Terbaik untuk Maraton Nonton di Rumah saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Daftar box office sepekan, Zootopia 2 Cetak Sejarah
-
Tantangan Bera Tora Sudiro di Film Horor Perdananya, Janur Ireng
-
Sampai Menahan Tangis, Nicholas Saputra Ungkap Keresahan Terdalam Soal Bencana Sumatra
-
10 Film Animasi Terbaik Sepanjang 2025 dengan Skor Tertinggi Versi Rotten Tomatoes
-
Otak Kerja Terus! Rossa Ungkap Vidi Aldiano Tetap Produktif meski Berjuang Lawan Kanker
-
6 Film Rob Reiner, Sutradara Hollywood yang Baru Saja Meninggal Dunia
-
Bella Saphira vs Marini Zumarnis Adu Honor Pertama, Siapa Lebih Unggul?
-
Dian Sastro Wujudkan Ibu AI dalam Film Esok Tanpa Ibu, Ringgo Agus Rahman sampai Nangis
-
Tulis Lagu Sendiri di Usia 6 Tahun, Ariana Ivy Ajak Anak Indonesia Berimajinasi Lewat "Kuda Ajaib"