Suara.com - Saat pertama kali dirilis, Squid Game langsung menjadi fenomena global. Serial asal Korea Selatan ini menghadirkan permainan anak-anak yang berubah menjadi taruhan nyawa. Namun, apa benar Squid Game berasal dari kisah nyata?
Mengingat betapa nyata dan relevan cerita tersebut dengan kondisi sosial ekonomi yang ada di Korea Selatan, banyak yang berspekulasi tentang kemungkinan cerita Squid Game diangkat dari kejadian-kejadian nyata. Benarkah demikian?
Tema utama dalam serial ini adalah kesenjangan sosial, kemiskinan, dan perjuangan hidup, yang mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi oleh banyak orang di dunia, terutama di Korea Selatan.
Tidak heran jika banyak yang bertanya-tanya, apakah Squid Game adalah cerminan dari kejadian-kejadian mengerikan yang pernah terjadi di negara tersebut, ataukah hanya sebuah karya fiksi yang disusun berdasarkan imajinasi semata.
Apakah Squid Game Berasal dari Kisah Nyata?
Secara resmi, Squid Game bukanlah adaptasi dari kejadian nyata. Sutradara sekaligus penulis naskah, Hwang Dong Hyuk, menyatakan bahwa serial ini merupakan karya imajinatif yang menggambarkan ketimpangan sosial dan kritik terhadap sistem kapitalisme, khususnya yang berlaku di Korea Selatan.
Meskipun demikian, Hwang Dong Hyuk mengakui bahwa beberapa elemen dalam cerita Squid Game terinspirasi dari kenyataan. Ia sendiri mengalami kesulitan ekonomi pada awal kariernya. Pada tahun 2008, krisis finansial yang melanda Korea membuat ia dan keluarganya harus berjuang untuk bertahan hidup.
Pada tahun 2009, Hwang Dong Hyuk mulai menulis konsep cerita tentang orang-orang yang rela mempertaruhkan segalanya demi keluar dari kesulitan ekonomi, dan inilah yang akhirnya berkembang menjadi serial Squid Game.
Karakter dalam Squid Game juga digambarkan mirip dengan orang-orang di dunia nyata. Misalnya, karakter Gi Hun, yang merupakan sosok yang terinspirasi dari mereka yang terlibat dalam ketimpangan ekonomi dan menghadapi kesulitan finansial.
Dalam Squid Game musim kedua, karakter ini digambarkan lebih optimis dan peduli terhadap sesama, yang menunjukkan perubahan besar setelah pengalaman hidup yang keras.
Baca Juga: Bocoran Cerita Squid Game 3, Akankah Balas Dendam Gi-hun Berlanjut?
Selain itu, tema ketimpangan sosial dan kapitalisme juga menjadi fokus utama dalam serial ini. Hwang Dong Hyuk menggambarkan bagaimana orang-orang yang merasa tidak punya harapan dalam hidup, siap untuk melakukan apa saja demi keluar dari kesulitan ekonomi mereka, bahkan jika itu berarti bertaruh nyawa dalam permainan mematikan.
Permainan yang Terinspirasi dari Tradisi Korea
Beberapa permainan yang ada dalam Squid Game memang berasal dari permainan anak-anak tradisional di Korea Selatan. Misalnya, permainan seperti Ddakji (melipat kertas dan membalikkan kertas lawan), Red Light Green Light (Lampu Merah Lampu Hijau), dan Dalgona (mengukir bentuk di permen gula) adalah bagian dari permainan yang populer di Korea.
Permainan yang muncul dalam Squid Game ini membawa nuansa nostalgia bagi masyarakat Korea dan memberikan sensasi baru bagi penonton internasional.
Terinspirasi dari Peristiwa Brothers' Home?
Meskipun Squid Game bukan kisah nyata, banyak yang melihat keterkaitan antara tema dalam serial ini dan kenyataan sosial yang terjadi di Korea Selatan.
Salah satu akun TikTok bernama @soupclipsz berpendapat bahwa Squid Game mengambil inspirasi dari fenomena sosial yang terjadi pada tahun 1975-1986, yaitu Brothers' Home, sebuah kamp konsentrasi yang didirikan oleh pemerintah Korea Selatan pada masa pemerintahan Presiden Chun Doo Hwan.
Pada masa itu, pemerintah Korea Selatan mengumpulkan tuna wisma dan memasukkan mereka ke dalam kamp yang mengklaim menyediakan pelatihan kerja dan fasilitas hidup yang layak.
Berita Terkait
-
Bocoran Cerita Squid Game 3, Akankah Balas Dendam Gi-hun Berlanjut?
-
Tragedi Nyata di Balik Inspirasi Squid Game, Ternyata Begini Kengerian 'Brothers Home' di Korea Selatan
-
Bikin Deg-degan! Ini 4 Rekomendasi Film dan Drama Mirip Squid Game
-
Transformasi Gi-hun di Squid Game Season 2: Dari Serampangan jadi Berani!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Jungkook BTS Sembunyikan Tato Couple dengan Winter aespa, Rumor Pacaran Makin Kuat
-
Annisa Pohan Diduga Hamil, Usia Anak Pertama Jadi Sorotan
-
Resmi Cerai, Angbeen Rishi Wajib Buka Akses Adly Fairuz Bertemu Anak
-
Falcon Pictures Kasih Bocoran Tipis-Tipis Pemeran Milea di Film Dilan ITB 1997
-
Tak Terima Orang Sunda Dihina, Sule Bandingkan Resbob dengan Hewan Anjing
-
Sinopsis The Price of Confession: Drakor Thriller Mencekam Rajai Top 10 Netflix Indonesia Hari Ini
-
Kaleidoskop 2025: 10 Film Hollywood Terlaris yang Kuasai Bioskop Indonesia
-
Sinopsi 211: Nicholas Cage Terjebak dalam Baku Tembak dengan Perampok, Malam Ini di Trans TV
-
Sinopsis The Drama: Ketika Cinta Zendaya dan Robert Pattinson Diuji Jelang Pernikahan
-
The Dark Knight Rises: Jadi Penutup Trilogi Superhero Terbaik, Malam Ini di Trans TV