Entertainment / Gosip
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:01 WIB
Boiyen dan Rully Anggi Akbar resmi menikah. (Rena Pangesti/Suara.com)
Baca 10 detik
  • Dosen bernama Rully Anggi Akbar, suami Boiyen, diduga melakukan penipuan investasi pada usaha kulinernya.
  • Pada Agustus 2023, Rully menawarkan kerjasama pengembangan Sateman Indonesia kepada seorang pengusaha di Yogyakarta.
  • Investor mengalami kerugian karena bagi hasil macet sejak Desember 2023, dan Rully kini sulit dihubungi.

Suara.com - Kabar kurang sedap mendadak menghampiri Boiyen dan suaminya, Rully Anggi Akbar. Lelaki yang bekerja sebagai dosen itu diduga melakukan penipuan investasi.

Kabar miring ini mencuat setelah seorang pengusaha di bidang kuliner mengaku telah menjadi korban investasi yang ditawarkan Rully.

Santono Baban, selaku pendamping hukum dari pihak pemodal, mengungkapkan, persoalan ini berawal dari tawaran kerja sama yang diajukan oleh Rully. 

Modal segar yang terkumpul sedianya akan digunakan untuk melakukan ekspansi atau memperluas cabang dari kuliner sate miliknya.

"Dia punya usaha namanya Sateman Indonesia. Klien kami adalah investor yang berinvestasi di usaha tersebut," ujar Santono Baban dalam video yang hadir di kanal YouTube CumiCumi, Selasa, 23 Desember 2025.

Dalam pembicaraan tersebut, Rully menyodorkan proposal yang berisi rancangan pengembangan bisnis.

"Pada 5 Agustus 2023, public figure berinisial RAA, suami dari BP atau nama panggungnya Boiyen menghubungi klien kami melalui WhatsApp," ucap Santono Baban.

Rully secara gamblang mengatakan kalau ia memerlukan modal. 

"Ia menyampaikan usahanya di Sleman, Yogyakarta, membutuhkan dana untuk pengembangan usaha," imbuhnya.

Baca Juga: Tak Tahu Soal Pacaran, Rafael Tan Kaget Diundang ke Pernikahan Boiyen: Ini Bercanda?

Guna memikat hati calon pemodal, Rully diduga menyertakan lampiran data statistik keuntungan bulanan. 

"Dalam proposal ini juga dicantumkan data profit 6 bulan terakhir yang cukup besar, berkisar antara Rp87 juta hingga Rp119 juta," terang pengacara pengusaha tersebut.

Namun, harapan investor untuk meraup laba berujung nestapa. Sebab aliran dana bagi hasil tiba-tiba tersendat tanpa penjelasan yang masuk akal.

"Terakhir untuk bulan Desember 2023 yang ditransfer pada Januari 2024," kata Santono Baban.

Ironisnya, meski usaha Sateman Indonesia diketahui masih beroperasi hingga saat ini, namun komunikasi antara Rully dan investor justru terputus. 

"Klien kami mencoba menghubungi RAA namun tidak direspon dengan baik. RAA seolah lari dari tanggung jawab," ucapnya.

Load More