Kaku di seluruh tubuh atau peningkatan tonus otot adalah gejala lain yang perlu diwaspadai pada bayi dengan kernikterus. Kondisi ini terjadi karena bilirubin yang menumpuk dapat merusak sel-sel saraf di otak yang mengontrol gerakan otot. Bayi yang mengalami kaku otot mungkin sulit digendong atau digerakkan.
5. Gangguan Pergerakan
Selain kaku otot, bayi dengan kernikterus juga dapat mengalami gangguan pergerakan lainnya, seperti gerakan yang tidak terkoordinasi, tremor, atau kesulitan mengontrol gerakan kepala dan anggota tubuh.
Gangguan pergerakan ini dapat mengganggu perkembangan motorik bayi dan menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
6. Tidak Mau Menyusu
Bayi dengan kernikterus seringkali mengalami penurunan nafsu makan dan enggan menyusu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti rasa sakit atau ketidaknyamanan akibat kondisi medis yang mendasarinya, atau karena kerusakan pada otak yang mempengaruhi pusat pengendalian nafsu makan.
7. Menangis Melengking
Tangisan bayi dengan kernikterus seringkali terdengar lebih tinggi dan melengking dibandingkan dengan bayi normal. Tangisan yang tidak biasa ini dapat menjadi tanda adanya kerusakan pada sistem saraf pusat.
8. Mudah Mengantuk dan Lemas
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Wajib Zakat Fitrah? Ini Hukum dan Cara Hitungnya
Bayi dengan kernikterus seringkali terlihat lebih lemas dan mudah mengantuk dibandingkan bayi normal. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada otak yang mempengaruhi tingkat kesadaran dan aktivitas bayi.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua bayi dengan kernikterus akan menunjukkan semua gejala di atas. Beberapa bayi mungkin hanya mengalami beberapa gejala, sementara bayi lainnya mungkin mengalami gejala yang lebih parah.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera membawa bayi Anda ke dokter jika Anda mencurigai adanya tanda-tanda kernikterus.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, kerusakan otak akibat kernikterus dapat dicegah atau diminimalkan.
Pentingnya Deteksi Dini
Kernikterus adalah kondisi yang serius dan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting. Mengutip dari beragam artikel salah satunya pafipemkopangkalpinang.org berikut adalah beberapa alasan mengapa deteksi dini kernikterus sangat krusial:
Berita Terkait
-
Riwayat Penyakit Titiek Puspa: Pingsan Saat Syuting, Jalani Operasi, dan Wafat di Usia 87 Tahun
-
Bahaya dan Penyebab Pendarahan Otak, Dialami Titiek Puspa Saat Kritis hingga Meninggal Dunia!
-
7 Kebiasaan yang Dapat Mendukung Kesehatan Otak
-
Terobosan Medis! Operasi Brain Bypass STA-MCA, Solusi bagi Stroke Berulang
-
Bayi Baru Lahir Wajib Zakat Fitrah? Ini Hukum dan Cara Hitungnya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan