Suara.com - Tak hanya saat dewasa, bisa lho seseorang menyandang diabetes sejak kecil.
Siapa sih yang menyangka di usia muda sudah harus menerima kenyataan bahwa seumur hidup akan bersahabat dengan diabetes?
Ini pulalah yang dirasakan Mohammad Firas, seorang dokter yang telah divonis menyandang diabetes sejak usia 14 tahun.
"Saya usia 14 tahun sudah menyandang diabetes tipe 1. Diabetes tipe satu pertama kali muncul di usia muda. Awalnya saya merasa kok berat badan turun drastis dalam waktu singkat. Ternyata setelah di cek kadar gula darah saya mencapai 850," ungkap dokter berusia 31 tahun ini pada sebuah peluncuran buku baru-baru ini.
Merasa tergerak untuk berbagi solusi dengan rekan senasib, Firas dan beberapa orang penyandang diabetes muda ini pun mengikuti sebuah perkumpulan yang diberi nama “Young Diabetics Community".
"Komunitas ini awalnya digagas oleh Prof. DR. dr. Sidartawan Soegondo yang menjabat sebagai ketua umum PB PERSADIA untuk memfasilitasi diabetesi muda mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi seperti kesulitan mendapatkan pengobatan insulin, diskriminasi dalam mendapatkan pekerjaan, pendidikan bahkan pasangan," ujar Firas yang menjabat sebagai Koordinator Young Diabetics Community.
Saling Berbagi Pengalaman
Komunitas yang berdiri sejak 2013 ini diikuti ratusan penyandang diabetes usia muda yakni 18-40 tahun, baik lelaki maupun perempuan. Melalui komunitas ini, para anggota diajak untuk berbagi pengalamannya masing-masing dalam menjalani hidup bersama diabetes sehingga para penyandang diabetes tidak perlu merasa sendirian dalam menjalani kesehariannya.
Seperti kita ketahui bahwa penyakit satu ini belum bisa disembuhkan, tapi diabetesi tetap bisa hidup normal dengan terus mengontrol kadar gula dalam darahnya dengan mengonsumsi obat dan menyuntikkan insulin.
Firas menjelaskan bahwa forum ini merupakan support group yang bertujuan meningkatkan semangat dan motivasi bagi penyandang diabetes usia muda untuk tetap berkarya dan sukses di setiap bidangnya.
“Kami rutin mengadakan kegiatan seperti seminar tiap dua bulan sekali. Biasanya akan didiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan diabetes. Karena sebetulnya ada beberapa masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sering dialami penderita diabetes usia muda,” imbuhnya.
Salah satu masalah yang akan dihadapi diabetesi muda ini ketika mereka akan memulai suatu hubungan dengan lawan jenis. Dengan risiko menyandang diabetes seumur hidup tak jarang banyak calon pasangan yang ragu untuk berhubungan dengan diabetesi, terlebih para orangtua mereka.
"Karena di antara kami tentunya sudah ada yang berpengalaman bagaimana menerangkan kondisi kesehatannya ke pasangan dan orangtuanya, tipsnya pun akan dibagi kepada teman-teman lain. Sebenarnya diabetes bisa jadi sahabat asal dikontrol dengan baik," katanya.
Kampanye Deteksi Dini
Selain membagikan tips untuk meyakinkan pasangan, komunitas ini juga mendiskusikan bagaimana trik untuk mendapatkan pekerjaan dan tetap produktif saat bekerja dalam diabetes camp yang rutin mereka adakan.
"Dalam ajang temu kumpul biasanya pertanyaan menarik selalu keluar. Kami merasa pada satu level yang sama dan berusaha saling menguatkan satu sama lain. Malah bisa jadi ajang curhat meski ketemunya beberapa bulan sekali," ungkap Firas.
Selain melalui pertemuan rutin tiap dua bulan, komunikasi di antara penderita diabetes usia muda juga dilakukan lewat media online.
Komunitas Young Diabetics ini juga aktif mengampanyekan deteksi dini dan pengelolaan diabetes kepada generasi muda agar mereka sadar bagaimana mengenali faktor risiko dan gejala dari diabetes sehingga mau menjalankan pola hidup sehat sejak dini.
“Kami juga aktif mengingatkan kepada masyarakat khususnya anak muda bahwa diabetes bisa menyerang siapa saja dan pada usia berapa pun. Jadi cegah pencetusnya," imbuh Firas.
Bagi Anda berusia 18-40 tahun dan menyandang diabetes, tak perlu takut menghadapi dunia sendirian karena Anda bisa bergabung bersama diabetesi lain di komunitas Young Diabetics. Yuk langsung saja kunjungi laman Facebook mereka di Young Leaders 2013-PERSADIA.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
Terkini
-
Ultah ke-1, Brand Retail Ini Hadirkan Cara Baru Gen Z Menikmati Belanja dan Hiburan Kekinian
-
Pengumuman Hasil Akhir PMO Koperasi Kapan? Ini Jadwal Terbarunya
-
Seberapa Kaya Ria Ricis? Enteng Beli Mobil Rp1,8 M bak Jajan Kacang Goreng
-
Pemberkasan NIP PPPK Paruh Waktu Butuh Dokumen Apa Saja? Ini Daftarnya
-
Bukan Sekadar Hotel, Ini Destinasi Lengkap untuk Bisnis dan Liburan di Surabaya
-
Parfum Apa yang Wanginya Tahan 24 Jam? Ini 5 Produk Lokal Terbaik Harga Terjangkau
-
5 Prompt Gemini AI Siap Pakai untuk Edit Foto ala Mafia, Hasilnya Kece Beraura
-
Berapa Gaji Guru Sekolah Rakyat? Simak Rinciannya
-
CPNS 2025 Kapan Dibuka? Ini Info Terbaru dan Cara Buat Akun SSCASN Sebagai Persiapan
-
Kabur dari Jakarta: Mengapa Kota Mandiri di Pinggiran Kini Jadi Rebutan Kaum Urban?