Suara.com - Komitmen seorang Barli Asmara untuk mengangkat kekayaan dan warisan budaya Nusantara, selalu diwujudkan melalui kerjasamanya dengan beberapa pengrajin lokal dari daerah-daerah di Indonesia.
Kali ini, desainer berkacamata ini menghadirkan koleksi yang ia beri nama "Jambi Kain Negeriku by Barli Asmara". Seperti namanya, Barli kali ini bekerjasama dengan para pengrajin batik dan songket khas Jambi, yang ia sulap menjadi busana bersiluet modern edgy.
"Koleksi 'Kain Negeriku' ini berawal dari tahun 2014, saat saya mengangkat kain khas Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diberangkatkan ke New York. Dari sama saya pikir, kita punya sumber daya alam yang kaya, tapi masih banyak yang tertutup," ungkap dia dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Selanjutnya, Barli pun mengaku ingin agar koleksi "Kain Negeriku" terus berlanjut setiap tahunnya, dengan mengangkat kain dari daerah yang berbeda. Lelaki kelahiran 3 Maret 1978 ini memiliki keinginan untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki kain-kain di Indonesia, hingga kain tersebut maju dan dikenal banyak orang.
"Saya ingin kainnya maju, pengrajinnya juga maju. Bukan buat saya, tapi saya pengen kembangkan agar mereka punya peningkatan scara ekonomi, (agar) industri kecil dan menengah tersebut bisa terangkat, bisa tersosialisasi," kata dia.
Selama tiga bulan terakhir, lelaki yang juga diangkat sebagai Duta Jambi 2017 ini melakukan berbagai persiapan untuk menciptakan koleksi terbarunya itu, termasuk dengan melakukan pendekatan dan workshop bersama para pengrajin batik dan songket Jambi.
Untuk koleksi yang dipresentasikan di Plaza Indonesia Fashion Week 2017 pada Kamis malam, Barli mengangkat beberapa motif batik Jambi. Di antaranya adalah batang hari, daun karet, durian pecah, sawit, tampu manggis, rotan, hingga bunga sepatu.
Motif-motif ini dituangkan di dalam kain sutra, semi sutra kembang, viscose, sifon dan organdi, dengan warna yang cukup berbeda dari batik Jambi biasanya. Barli memilih menggunakan warna hitam, putih, abu-abu dan biru. Beberapa bahan tambahan juga ia digunakan, seperti satin, linen, lame plisket dan jaquard.
"Selama sebulan, para pengrajin kita bisa menghasilkan 250 meter kain, yang dikerjakan tiga pengrajin. Kain-kain ini saya jadikan 36 look, dengan proses jahit kurang lebih satu bulan juga," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Menilik Jabatan Rizky Irmansyah, Ikut Turun Tangan Kasus Wali Kota Prabumulih
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Gak Pake Mahal! 5 Rekomendasi Bedak Gatal Anti Jamur Mengandung Salicylic Acid
-
5 Urutan Skincare Malam dari Wardah untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Mulai Rp40 Ribuan
-
5 Fakta Menarik M Qodari, Penggagas Jokowi 3 Periode Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan Prabowo
-
7 Rekomendasi Skincare Pria Alfamart yang Efektif Mengatasi Wajah Kusam
-
Adu Kekayaan Hendrar Prihadi dan Sarah Sadiqa: Mantan vs Kepala LKPP Baru
-
Ajang Manhattan Photo Competition 2025 Umumkan Para Fotografer Terbaik
-
Profil Khaby Lame: Dari Pekerja Pabrik ke Bintang TikTok Dunia
-
Sering Dibilang Redflag, Ini 5 Sifat Unik Gemini yang Bikin Penasaran