Suara.com - Studi menunjukkan, 60 persen lelaki selingkuh, dan 45 persen perempuan mendua. Penemuan ini menakutkan, mengingat setiap orang berharap perasaan cinta akan bertahan selamanya.
Untuk mengetahui mengapa lelaki dan perempuan berselingk, berikut alasannya seperti dilansir dari Lifehack:
Saat cinta bermasalah, timbul perselingkuhan
Cinta hanya mungkin bila tingkat perkembangan individu dan kepercayaan diri tertentu telah dibangun. Ini sebagai hasil evolusi psikologis yang dicapai ketika seseorang telah belajar untuk menghormati diri sendiri dan mencintai diri sendiri.
Jatuh cinta terjadi saat kita percaya telah menemukan seseorang yang ideal, yang melengkapi dan memuaskan.
Di balik itu, ada kekecewaan dan perselingkuhan yang tak tertahankan saat hubungan tersebut tidak memenuhi harapan.
Perselingkuhan lebih dari sekadar pengkhianatan
Selama bertahun-tahun terakhir, perselingkuhan telah meningkat dan menjadi faktor utama yang membuat hubungan berakhir.
Kebanyakan orang dalam hubungan tidak tahu apakah mereka dapat mempercayai kesetiaan pasangannya.
Baca Juga: Istrinya Ketahuan Selingkuh, Suami Lakukan Hal Gila Ini
Satu pertanyaan yang biasanya mengganggu orang-orang yang tidak dapat bangkit kembali setelah mengalami perselingkuhan adalah, pertanyaan jika cinta membuat kita lebih bijak atau lebih tepatnya mengungkapkan sifat sebenarnya dari pasangan kita.
Hubungan yang baik tidak didasarkan pada menunggu pasangan imajiner jadi nyata, atau meminta pasangan sebenarnya menyesuaikan persyaratan yang telah ditentukan.
Perselingkuhan biasanya dimulai dengan serangkaian keluhan panjang mengenai rasa hormat, perbedaan dan kebijaksanaan.
Kebanyakan orang melihat perselingkuhan sebagai kelemahan atau dorongan ego
Perselingkuhan dari sudut pandang pria dan wanita berbeda dari pemicunya, sinyal yang tidak boleh disalahartikan, dan faktor lainnya.
Pada dasarnya, kebanyakan orang menganggap seks dan kontak fisik intim lainnya merupakan perselingkuhan. Namun, perbedaan harus dibuat untuk mengungkapkan bahwa lelaki biasanya mendefinisikannya secara fisik, sementara perempuan mendefinisikannya secara emosional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
6 Fakta Kematian Remaja Perempuan di Mobil Tesla Milik Penyanyi D4vd
-
Profil dan Kekayaan Dony Oskaria, Ditunjuk Prabowo Jadi Plt Menteri BUMN
-
Ratu Tisha Anak Siapa? Dicopot Erick Thohir dari Komite PSSI
-
5 Krim Anti Aging Terbaik untuk Kulit Glowing dan Awet Muda, Wajib Dicoba!
-
Perjalanan Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno, Istri Termuda Sang Proklamator
-
Moisturizer dan Krim Siang Apakah Sama? Simak Penjelasan Dokter biar Gak Salah
-
Sifat Zodiak Leo Wanita yang Bikin Terkesan: Karismatik, Percaya Diri, tapi Susah Dibantah
-
Beda Pendidikan Anak Sri Mulyani dan Retno Marsudi yang Lulus Bareng di UI
-
Profil Adwin Haryo Indrawan, Anak Sri Mulyani Resmi Jadi Dokter Spesialis
-
Resep Pajeon Makanan Korea, Ramai Di-recook setelah Drama Bon Appetit Your Majesty