Suara.com - Solusi untuk Milenial Pecinta Kopi, Tak Perlu Antri Lagi.
Di tengah menjamurnya kopi kekinian, pemandangan antrian di kedai-kedai kopi menjadi hal biasa. Meski kini sudah ada layanan pemesanan kopi lewat ojek daring, namun para 'driver' tetap harus mengantri ketika pembeli sedang ramai-ramainya.
Kini ada sebuah inovasi yang ditawarkan Koppi, sebuah kedai kopi yang mengintegrasikan teknologi dan kopi lewat sebuah aplikasi. Disampaikan Tony Arifin, Founder sekaligus Chief Executive Officer Koppi, kedai kopi ini menawarkan pengalaman menikmati kopi secara cepat tanpa harus antri atau menunggu layanan pengantar dalam waktu yang lama.
"Artinya, masyarakat bisa memesan kopi terlebih dahulu (pre-order) lewat aplikasi Koppi dengan mengatur waktu pengambilan pesanan atau dengan layanan pengantaran ekspres lewat Westbike Messenger," ujar Tony dalam peluncuran Koppi di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Lebih jauh Tony menjelaskan, berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan Koppi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk membeli atau mengonsumsi kopi setiap hari. Antara lain faktor kecepatan, kemudahan, harga dan kualitas rasa.
Konsumen, kata hasil survei tersebut enggan mengantri lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit sehingga menyebabkan kualitas kopi menjadi tidak segar dan sudah encer.
"Mahalnya harga segelas kopi yang dinikmati di kedai atau diantar (grab and go) juga menjadi faktor penentu. Survei menyebutkan, kemampuan seseorang untuk membeli kopi setiap hari hanya sekitar Rp 15.000 Rp 30.000 per gelas. Itu sebabnya kami jual di harga Rp 15-33 ribu per gelas," imbuh Tony.
Sementara itu, untuk layanan antar yang lebih cepat Koppi mengandeng jasa layanan kurir sepeda, Westbike Messenger. Layanan pengantaran oleh Westbike hanya bisa digunakan radius maksimal 2 kilometer dari kedai/outlet Koppi yang dipilih.
"Kalaupun lebih dari jarak tersebut bisa diantar lewat jasa pengantaran ojek daring. Kami memastikan kopi sudah siap di antar ketika driver menjemput pesanan di outlet karena staf kami langsung membuatnya ketika ada pesanan lewat aplikasi," imbuhnya.
Baca Juga: Suap Dana Hibah Kemenpora ke KONI, KPK Panggil Karyawan Tunas Toyota
Untuk menu minumannya sendiri Koppi, kata Tony berusaha mengakomodir selera masyarakat yang beranekaragam. Ada menu kopi, non kopi dan ice blended yang bisa dipilih. Kualitas minuman yang ditawarkan Koppi dipercayakan pada World Barista Champion 2014, Hidenori lzaki, yang akan menempati posisi sebagai Beverage Manager di Koppi.
"Kami juga menggunakan biji kopi Indonesia yang diambil Iangsung dari petani lokal, tanpa syarat tanpa perantara bekerjasama dengan Asosiasi Petani Pengusaha Kopi Jawa Barat (APZKJB). Sedangkan untuk program pemberdayaan, Koppi juga memberikan kesempatan barista disabilitas (tuli) bekerjasama dengan komunitas Handai Tuli," imbuhnya.
Pecahkan Rekor MURI
Pada peresmiannya, Koppi juga berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk dua rekor sekaligus yaitu 'Cangkir Kopi Terbesar di Indonesia' dan 'Kedai Kopi On-demand Pertama yang Mengintegrasikan Aplikasi, Data dan Teknologi di Indonesia'. Dalam masa pembukaan ini, ada beragam promo yang ditawarkan untuk pengunjung Koppi.
"Pengunjung bisa menikmati aneka promo selama masa grand opening, antara lain pembagian kopi gratis, giveaway 'Gratis Ngopi Sebulan' untuk tiga orang dan promo 'Ngopi Cuma Rp 1,-' khusus pemegang kartu debit dan atau kartu kredit Mandiri mulai dari 31 Januari-4 Februari," sambung Ario Fajar, Head Marketing Koppi.
Rencananya, Koppi akan membuka 40 gerai di Jabodetabek yang tersebar di berbagai titik seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, stasiun dan area publik Iainnya dengan target pasar kaum urban dan milenial pecinta kopi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Rahasia Aroma Woody: Mengapa Wangi Kayu Tak Lekang Waktu
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan