Suara.com - Perkembangan dunia kecantikan di Indonesia semakin pesat. Saat ini, berbagai metode dan gaya bermakeup pun semakin bermunculan dan menjadi tren yang diminati. Salah satunya adalah permanent makeup atau makeup permanen.
Permanent make up sendiri merupakan seni menanamkan pewarna atau pigmen ke dalam lapisan dermis pertama pada kulit. Tujuannya adalah untuk memperbaiki bentuk area tertentu, seperti alis, bibir, dan garis bulu mata sehingga bertahan lebih lama.
Nah, untuk semakin memajukan industri permanent makeup, pada 26-28 Agustus 2019 lalu digelar sebuah acara menarik bertajuk Festival Permanent Make Up Indonesia di Hotel Pullman, Jakarta Barat.
Festival kecantikan yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini, menghadirkan pembicara dan para pelaku permanent makeup yang kompeten dari 23 negara, mulai dari Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Indonesia, Singapura, Filipina, Moroko, China, Turki, Thailand, dan Italia.
Salah satu praktisi permanent make up yang hadir dalam festival tersebut, Jane Razell dari JRK BrowArt, mengungkap jika dalam acara ini, dirinya jadi bisa lebih memahami mengenai perbedaan mengenai jenis dan teknik sulam yang menjadi favorit di masing-masing negara.
Misalnya, kata dia, di Indonesia banyak klien lebih suka dengan alis yang warnanya lebih nyata dan awet dalam jangka waktu lebih lama.
"Beda dengan China, Korea, Bangkok, mereka lebih suka alis yang warnanya soft dan tidak keberatan jika warnanya cepat pudar. Sedangkan untuk teknik, di Rusia, Amerika Serikat, lebih tren dengan teknik shading atau powder brow, sementara di Indonesia teknik dimensi dan kombinasi masih menjadi favorit," jelasnya dalam siaran pers yang Suara.com terima.
Dalam acara ini pula, masing-masing negara bisa mendemokan teknik sulam andalannya masing-masing. Seperti Jane yang mengenalkan teknik andalannya yang ia namakan Teknik Sulam alis Nano HD.
Teknik yang sudah ia launching sejak 2017 akhir ini menggunakan mesin sulam Nano untuk mengukir garis-garis halus seperti alis. Hasilnya, garis terlihat sangat halus dan mirip seperti aslinya. Saat pengerjaan pun tidak sakit dan tidak mengeluarkan darah, sehingga tidak membuat kulit mengalami traumatic.
Baca Juga: Ada Cerita Unik di Balik Makeup Pernikahan Meghan Markle
"Keunggulan lainnya adalah teknik ini cocok untuk semua jenis kulit. Retensi penyerapan warna juga sangat bagus hingga 80-90 persen tergantung jenis kulit. Proses healing tidak terasa ada kerak, jadi klien sangat nyaman dan boleh langsung terkena air," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Parfum Gak Sekadar Wangi: Ini Cara Anak Muda Ekspresikan Diri Lewat Aroma
-
Bangkitkan Semangat Kerja dengan Aroma Kopi: 5 Parfum Menyegarkan untuk Kantor
-
Pertanda Baik atau Buruk? Ini Macam-Macam Arti Mimpi Resign dari Kerjaan
-
5 Rekomendasi Parfum Pria Tahan Lama untuk Nge-Gym: Tetap Segar Sepanjang Sesi!
-
Kenapa Sepatu Baru Tidak Dianjurkan untuk Lomba Lari? Ini Penjelasan Dokter
-
Mengenal Apa Itu Femisida, Istilah yang Ramai Dibahas di Tengah Kasus Mutilasi Pacet
-
Sherly Tjoanda Partai Apa? Gubernur Berharta Rp709 M Viral Ogah 'Jualan Jabatan dan Proyek'
-
Dilarang Lomba Lari Pakai Sepatu Baru, Ini Penjelasan Dokter!
-
Cari Bedak Padat yang Makin Berkeringat Makin Glowing? Ini 7 Pilihan Terbaik Mulai Rp20 Ribuan
-
Nilainya Tembus Rp20 Juta per Bulan, Apa Fungsi Tunjangan Komunikasi DPR?