Suara.com - Kondisi pandemi tampaknya masih akan harus kita hadapi di tahun 2021, menjadikan rumah masih tetap sebagai pusat kegiatan sehari-hari. Hal ini akhirnya memunculkan kebutuhan akan baju rumahan alias work at home wear yang fleksibel untuk dikenakan di berbagai suasana, baik bekerja, meeting online, di dapur, hingga ke minimarket.
Kini rumah tak lagi sekadar lingkup tempat tinggal, melainkan menjadi pusat rotasi aktivitas untuk banyak orang. Melihat kecenderungan ini, SARE/ studio kemudian meningkatkan fungsi baju tidur mereka dengan memperkenalkan konsep work-at-home wear, yakni pakaian yang diperuntukkan bagi dewasa dan anak-anak di berbagai kegiatan, mulai dari bekerja, belajar, berolahraga ringan, hingga ragam aktivitas lainnya.
Sejak berdiri lima tahun lalu, rumah menjadi fondasi bagi Cempaka Asriani dan Putri Andamdewi ketika membangun SARE/ studio. Kini, dengan meningkatnya frekuensi dalam berkegiatan di rumah, keduanya ingin mendobrak persepsi orang terhadap baju tidur, di mana baju tidur yang baik haruslah nyaman secara bahan dan serba guna secara fungsi.
"Setelah melewati hampir satu tahun melewati masa pandemi dan berkegiatan di rumah, kami menyadari bahwa bekerja mengenakan piyama menjadi sebuah tren dan kebiasaan baru. Karena itulah SARE/ studio memperkenalkan ideologi Work-At-Home wear, dimana koleksi kami membawa kenyamanan ketika beraktivitas di rumah,” ungkap Cempaka Asriani selaku Co-Founder & CEO SARE/ studio.
Cempaka menambahkan bahwa SARE/ studio ingin menampilkan sisi autentiknya dengan menghadirkan produk yang memiliki nilai, kualitas, dan ketahanan. Hal ini karena para pecinta mode semakin kritis dalam membeli pakaian, di mana mereka mencari kualitas yang lebih baik serta model yang timeless sehingga baju dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang dan tidak terbatas di tren tertentu saja.
Hal inilah yang menjadi latar belakang SARE/ studio bekerja sama dengan merek serat LENZING™ ECOVERO™. dalam proses mencari material yang terbaik, SARE/ studio menemukan bahwa bahan-bahan yang ramah lingkungan cenderung mempunyai karakter yang lebih ringan dan sejuk, dua hal yang dibutuhkan untuk membuat pakaian rumah semakin nyaman.
Menurut Putri Andamdewi yang merupakan Co-Founder & Creative Director SARE/ studio, tolok ukur utama dari setiap produk SARE/ studio haruslah nyaman saat dipakai untuk tidur dan beristirahat, karena hal inilah bahan memiliki peran penting di setiap pakaian yang dirancang.
Tahun ini, SARE/ studio menghadirkan motif eksklusif yang dirancang sendiri, serta memilih untuk menggunakan material yang ramah lingkungan yaitu merek serat alami LENZING™ ECOVERO™. Melalui terobosan ini, diharapkan produk SARE/ studio dapat memberikan makna baru bahwa piyama atau pakaian rumah dapat mendukung aktivitas work at home.
Mengenai hal ini, Mariam Tania, Marketing and Branding Manager South East Asia and Oceania di Lenzing Group (Lenzing Group adalah produsen dari serat alami LENZING™ ECOVERO™) mengatakan bahwa tren loungewear yang mulai berkembang haruslah diimbangi dengan cuaca tropis di Indonesia. Hal ini membuat konsumen harus memilih pakaian yang nyaman, adem, dan tetap stylish. Itu sebabnya, penting bagi pemilik bisnis fashion untuk menciptakan inovasi pakaian yang mampu menjawab keinginan konsumen.
Baca Juga: Duh, Pakai Piyama di Ruang Publik Dianggap Tidak Beradab di Negara Ini
"Kolaborasi merek serat alami LENZING™ ECOVERO™ dengan SARE/ studio menghadirkan koleksi work at home wear yang tidak hanya adem dan lembut di kulit, tetapi juga ramah terhadap lingkungan. Dengan memilih koleksi ini, kita telah berkontribusi untuk menghijaukan kembali industri fashion dan tekstil di Tanah Air,” tutur Mariam.
Koleksi SARE/ studio yang didukung oleh serat alami LENZING™ ECOVERO™ dapat dilihat secara lengkap melalui www.sarestudio.com.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Rahasia Awet Muda: Jaga 3 Protein Kulit Ini Supaya Wajah Tetap Kencang dan Glowing
-
Heboh Pendidikan Gibran, Berapa Biaya Kuliah di UTS Insearch Sydney? Cek Rinciannya
-
Zodiak Cancer Cocok Kerja Apa? Ini Pilihan Profesi untuk Si Loyal dan Berkomitmen
-
Rekam Jejak Pendidikan dan Karier Mahfud MD, Bakal Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian?
-
Profil Jimmy Kimmel, Acaranya Dihentikan setelah Komentar soal Penembakan Charlie Kirk
-
Profil Eric Cantona: Pemain Legendaris Ini Dukung Palestina, Tak Mau Israel di Pildun
-
Pendidikan dan Pekerjaan Mega Nusi, Istri Anggota DPRD Gorontalo yang Viral
-
5 Rekomendasi Bedak Wardah Sesuai Jenis Kulit, Mana yang Paling Cocok Untukmu?
-
Apa Itu Penyakit Lyme? Kondisi yang Dialami Bella Hadid Sejak Usia 16 Tahun
-
Apakah Alat Makan Terkontaminasi Babi Harus Dihancurkan? Ini Faktanya