Suara.com - Jika mengasuh anak dalam keadaan normal saja sudah menantang, apalagi melahirkan dan mengasuh anak di dalam penjara. Inilah yang digambarkan dalam film dokumenter Invisible Hopes, karya komunitas Lam Horas Film.
Film yang akan tayang di bioskop Indonesia pada Mei 2021 ini dibesut oleh Lamtiar Simorangkir selaku sutradara sekaligus pendidi Lam Horas Film.
"Melalui film ini, kami ingin menunjukkan realita baru yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat, sekaligus mengampanyekan gerakan kembali ke bioskop dengan aman,” jelas Lamtiar dalam acara Gala Premier Film ‘Invisible Hopes’ di Senayan, Jakarta, dari keterangan yang diterima suara.com (6/4/2021).
Film yang proses produksinya didukung Kedutaan Besar Norwegia dan Kedutaan Besar Swiss ini, mampu menggambarkan dengan apik keterbatasan makanan bergizi, masalah kesehatan janin yang mengancam perempuan hamil, terganggunya kesehatan anak, hingga pengasuhan anak di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas).
Lebih lanjut, Lamtiar berharap film yang dibuatnya bisa jadi bahan renungan dan sumber bahan referensi pemangku kebijakan untuk merumuskan solusi.
"Kami berharap film ini dapat menjadi bahan diskusi bagi pemerintah untuk mencari solusi bagi persoalan perempuan dan anak di dalam penjara," terang Lamtiar.
Film ini juga direspon Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nyimas Aliah.
Menurut Nyimas, karya seni lewat film ini bisa sebagai 'sentilan' pemangku kepentingan untuk bisa melindungi perempuan dan anak di lembaga pemasyarakatan (Lapas).
“Melalui film ini, saya merasakan begitu besarnya cinta sutradara Ibu Lam Tiar kepada perempuan dan anak,” ungkap Nyimas di acara yang sama.
Dalam film tersebut tergambar sangat jelas pemberdayaan perempuan di Lapas yang sangat minim, termasuk kebutuhan anak di lapas yang masih terabaikan.
Baca Juga: Sinopsis Dokumenter Seaspiracy, Mengungkap Tabir Rusaknya Ekosistem Laut
Bahkan bukan tidak mungkin perempuan dan anak mengalami kekerasan, ketidakadilan, hingga eksploitasi di lapas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
5 Kampus dengan Jurusan Marketing Terbaik di Indonesia, Bisa Bangun Karier Sejak Bangku Kuliah
-
Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu Lulusan SMA di Jawa? Ini Perhitungannya
-
Gurun Pasir hingga Bunga Viola Cantik Jadi Inspirasi Modest Fashion Buttonscarves X Benang Jarum
-
Cari Sepatu Running Bermerek untuk Pemula? Ini 4 Rekomendasinya Budget Rp300.000 - Rp500.000
-
Dari Tahu Isi Krispi Hingga Rujak Dadakan! Viral Aksi Kocak Siswa Daur Ulang Menu MBG di Sekolah
-
7 Rekomendasi Skincare saat Hujan agar Kulit Tetap Sehat dan Glowing
-
5 Rangkaian Body Care Untuk Memutihkan Kulit: Bikin Lembut dan Cerah Merata
-
5 Parfum Aroma Kopi Vanilla Mulai Rp20 Ribu: Wangi Cozy dan Elegan Tapi Harga Friendly!
-
Rangkaian Skincare The Originote untuk Malam Hari, Bangun Tidur Wajah Auto Glowing
-
Pilates vs Padel: Duel Olahraga Hits, Mana yang Lebih Menguras Kantong?