Suara.com - Di bulan Ramadhan, tentu kita semua berharap dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar selama satu bulan penuh. Tapi, ada kalanya, kita mengalami hal-hal tertentu yang membuat kita tidak bisa puasa.
Berbeda dengan membatalkan puasa secara sengaja, enam kondisi ini diperbolehkan untuk berbuka puasa atau tidak berpuasa. Apa saja? Ini dia kondisi-kondisi yang diperbolehkan untuk tidak puasa, seperti dilansir dari laman Islami.co.
1. Lanjut Usia
Orang yang lanjut usia identik dengan memiliki tubuh yang lemah. Itu sebabnya, kelompok ini diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Berdasarkan ijma’ kaum muslimin, seseorang yang lanjut usia tidak wajib meng-qada puasanya. Tapi, ia harus membayar fidyah kepada orang miskin.
2. Lapar Dan Haus Yang Tidak Bisa Ditanggung
Kondisi kedua yang diperbolehkan untuk tidak puasa adalah lapar dan haus yang tidak bisa ditanggung. Syaikhuna al-faqih Musthafa Abdunnabi menyebutkan definisi dari kondisi lapar dan haus yang tidak dapat ditanggung, yaitu: “Sampai dia tidak mampu berdiri untuk salat”. Namun, golongan ini wajib mengganti puasanya di kemudian hari.
3. Melakukan Pekerjaan Yang Berat
Pekerjaan yang berat membuat seseorang sulit untuk berpuasa. Salah satu yang termasuk pekerjaan berat adalah tukang bangunan, yang selain harus bekerja mengangkut bahan bangunan, juga berhadapan dengan panasnya matahari. Meski begitu, ia wajib untuk mengganti puasanya ketika sudah tidak melakukan pekerjaannya itu.
4. Menyelamatkan Hewan Muhtaram
Untuk menyelamatkan hewan (yang tidak boleh dibunuh) dari kebakaran, tenggelam, reruntuhan, atau kejadiannya lainnya, seseorang boleh untuk membatalkan puasanya sementara.
5. Wanita Menyusui
Wanita yang sedang menyusui anaknya sendiri, sewaan, atau menyusui secara sukarela, maka boleh tidak berpuasa untuk sementara waktu.
6. Hamil
Menurut madzhab sayfi’i, perempuan hamil atau menyusui yang tidak berpuasa maka harus meng-qada puasa tanpa harus membayar fidyah. Dengan catatan, apabila faktornya karena mengkhawatirkan dirinya sendiri maupun anaknya. Namun bila khawatir terhadap anak semata wayangnya, maka wajib meng-qada dan juga membayar fidyah.
Baca Juga: Tips Puasa Sehat Bagi Wanita Hamil, Baik untuk Ibu dan Janin
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Jika Habis Kontrak, Apakah Status PPPK Paruh Waktu Langsung Diberhentikan?
-
Berdarah Arab dengan Marga Assegaf, Apakah Suami Tasya Farasya Keturunan Habib?
-
7 Rekomendasi Bedak Terbaik untuk Kulit Berminyak Usia 35 Tahun, Bikin Makeup Tetap On Seharian!
-
Kapan Penetapan NI PPPK Paruh Waktu? Cek Jadwal dan Ketentuan DRH
-
Ikram Rosadi Kerja Apa? Rumah Tangganya dengan Larissa Chou Jadi Sorotan
-
Berapa Triliun Kekayaan Jusuf Hamka? Anaknya Diperiksa Kejagung
-
Siapa Ayah Tasya Farasya? Tak Pernah Diungkap ke Publik, Kini Disorot Terkait Isu Perceraian
-
Brand Kuliner Lokal Ini Salip Startup Teknologi, Masuk Forbes Asia 100 to Watch 2025
-
Polemik Video Capaian Prabowo Diputar sebelum Film, Berapa Tarif Pasang Iklan di Bioskop?
-
SNPMB 2026 Kapan Dibuka? Aturan Syarat Baru Tak Hanya Nilai Rapor Semata