Suara.com - Makanan berbasis nabati atau plant based tengah digemari oleh masyarakat, khususnya mereka yang mencari alternatif pengganti sumber protein hewani seperti daging.
Nmaun dalam sebuah survei yang dilakukan perusahaan makanan - Kerry, orang Indonesia beranggapan bahwa produk plant based yang ada di pasaran tidak memiliki daya tarik dari segi rasa.
Meski kesehatan dan kebugaran telah mendorong konsumen Indonesia untuk mencari alternatif daging nabati, namun produk tersebut belum memberikan pengalaman rasa serupa produk hewani betulan.
Protein hewani masih dianggap sebagai sumber protein yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif daging, meski kini lebih banyak konsumen di Indonesia yang terbuka untuk mencoba produk plant based.
Rata-rata dari mereka penasaran, namun masih menganggap plant based sebagai makanan pendamping yang dikonsumsi sesekali, atau dimakan sebagai bagian dari diet yang dijalani.
Menurut penelitian, 67 persen konsumen di Indonesia menyatakan minatnya pada produk plant based, dengan 50 persen bersedia mengonsumsinya secara teratur.
Namun, 60 persen atau setengah dari konsumen mengharapkan produk plant based dapat ditawarkan dengan harga bersaing dengan produk daging.
"Rasa menjadi alasan nomor satu dalam keputusan pembelian. Konsumen menginginkan produk plant based yang sesuai dengan rasa dan tekstur daging namun dengan nutrisi yang lebih baik, diproduksi secara berkelanjutan, dan terjangkau," kata Senior Strategic Manager Plant based Kerry APMEA - Jie Ying Lee.
Meski demikian, lanjut Jie, banyak produk plant based belum memenuhi harapan mereka, terutama dalam hal rasa, dengan 70 persen konsumen Asia Pasifik mengatakan bahwa rasa dan tekstur produk plant based tidak sesuai dengan daging asli.
Baca Juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan karena Kasus COVID-19 Meningkat
"Kabar baiknya adalah, mereka berkenan menjadikan produk plant based sebagai bagian rutin dari diet jika memang produknya enak," lanjut Jie, seperti yang dikutip Suara.com dari siaran pers, Selasa (5/7/2022).
Saat ini, kelompok flexitarian menjadi kelompok konsumen utama yang mendorong pertumbuhan kategori makanan plant based di seluruh dunia. Mereka secara aktif tengah mencoba untuk mengurangi konsumsi daging dan susu.
Tetapi, karena masih mengonsumsi daging dan produk olahan susu, ekspektasi rasa dari nabati konsumen akan terdorong oleh pengalaman pribadi mereka.
Flexitarian sendiri merupakan pola makan yang didominasi protein nabati lebih banyak dibanding protein hewani. Kelompok ini lebih fleksibel dan tidak seperti vegetarian atau vegan.
"Memastikan pengalaman rasa yang luar biasa sangat kompleks dan dalam makanan plant based tentu lebih menantang karena standar yang ditetapkan tinggi dengan adanya daging dan produk olahan susu sebagai tolok ukurnya," tambah Jie.
Ia pun mengakui ada banyak tantangan yang terkait dengan menciptakan produk makanan plant based, terutama seputar rasa gurih, serta menciptakan cita rasa yang lebih enak di lidah.
Mengomentari potensi kategori plant based di pasar Indonesia, Senior Marketing Manager Kerry Indonesia Rizki Adriyan mengatakan bahwa memberikan rasa enak dengan nutrisi yang ditingkatkan akan menjadi kunci sukses produk plant based selanjutnya.
"Dengan meningkatnya minat konsumen terhadap alternatif daging, Indonesia menghadirkan peluang dinamis bagi perusahaan maupun merek untuk memanfaatkan permintaan yang meningkat ini dengan menciptakan makanan plant based yang inovatif, bergizi, dan enak yang bisa menjadi pilihan konsumen," tambahnya.
Lebih lanjut, sebagai bagian dari komitmen terhadap perkembangan perusahaan dalam menghadirkan teknologi yang lebih inovatif, Kerry membangun pabrik perasa makanan di Karawang, Jawa Barat, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar plant based.
"Sebagai fasilitas yang canggih, kami berkomitmen untuk mengikuti selera lokal yang tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara," tutup Marketing Director Kerry Asia Tenggara, Josh Strong.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
5 Tanaman Pengusir Cicak di Rumah, Aman dan Mudah Ditanam!
-
Gak Perlu Ngopi, Cukup Semprot! 5 Parfum Aroma Kopi Ini Bikin Fokus Seharian
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Water Based untuk Kulit Kering, Langsung Meresap Tanpa Lengket
-
5 Rekomendasi Sunscreen Buat Olahraga: Tekstur Ringan dan Bebas Whitecast
-
Duduk Perkara Banyak Band Cabut dari PestaPora karena Freeport: Tuai Kecewa Hingga Putus Kerjasama
-
Disponsori Freeport, Berapa Harga Tiket Pestapora?
-
Profil Kiki Ucup Promotor Pestapora: 'Dicampakkan' Band Gegara Sponsor PT Freeport
-
Sosok Eko Purnomo: Dikira Penjarah Rumah Sahroni, Ternyata Seniman Mendunia
-
Apa Saja Golden Rules JKT48? Tidak Hanya Dilarang Berpacaran
-
Mengenal Sindrom Patah Hati, Begini Cara Pemulihannya