Suara.com - Mi telah menjadi menu kuliner yang akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Apalagi bila rasanya pedas.
Perpaduan antara mi dengan rasa pedas itu yang kemudian diusung pada merek lokal - Mie Gacoan, yang diklaim sebagai mi pedas nomor satu di Indonesia.
Sempat viral di media sosial karena rasanya yang disebut enak dan harganya murah, Mie Gacoan juga jadi perbincangan publik lantaran belum mengantongi sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Alasannya, karena tempat makan tersebut mengusung nama restoran serta produknya yang mengarah pada produk haram.
Tertulis pada aturan Sistem Jaminan Halal (SJH) dalam HAS 23000 yang dirilis oleh LPPOM MUI, disebutkan bahwa ada 11 kriteria sebuah merek bisa mendapat jaminan halal.
Pada poin keenam disebutkan bahwa karakteristik produk tidak boleh memiliki kecenderungan produk haram.
“Karakteristik/profil sensori produk tidak boleh memiliki kecenderungan bau atau rasa yang mengarah kepada produk haram. Bentuk produk tidak menggunakan bentuk produk, bentuk kemasan atau label yang menggambarkan sifat erotis, vulgar atau porno,” demikian kutipan isi dalam poin enam SJH MUI.
Aturan tersebut menjadi alasan Mie Gacoan belum menerima sertifikasi halal dari MUI. Pasalnya, penamaan restoran mi dianggap menjurus pada hal-hal tidak etis.
Misalnya, seperti nama restoran “Mie Gacoan’ itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'gacoan’ memiliki arti ‘taruhan’, yang mana itu dilarang dalam agama.
Baca Juga: Bahas Konflik Pesulap Merah dengan Gus Samsudin, Anggota MUI: Ada Ulama Melarang Sulap
Selain itu, produk yang dijual juga menggunakan nama-nama seperti mie setan, mie iblis, es genderuwo, es pocong, es tuyul. Nama-nama tersebut cenderung mengarah pada suatu hal yang berhubungan dengan kekufuran.
Terkait penamaan tersebut, ternyata ada perbedaan makna kata terutama pada kata gacoan.
Dikutip dari situs resmi brand tersebut, nama 'Mie Gacoan' diambil dari kata 'Gaco' yang berarti jagoan atau andalan dalam bahasa jawa.
Harganya yang merakyat dibuat untuk menargetkan konsumen yang berasal dari mahasiswa, pelajar, maupun keluarga.
Menu mi pedas yang jadi andalannya diberi nama Mie Setan dan Mie Iblis dengan jenjang level dari 1-8. Perbedaan kedua menu itu, Mie Setan identik dengan rasa pedas asin, sedangkan Mie Iblis mengandung cita rasa pedaa manis.
Nama menu lainnya yang juga jadi kontroversi seperti Es Genderuwo yang sebenarnya berupa es buah dengan campuran cincau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal