Suara.com - Rizky Febian dan Mahalini bakal menikah pada Minggu, 5 Mei 2024 mendatang di daerah Tibubeneng, Bali. Menariknya, sebelum menikah kedua penyanyi ini bakal menjalani tradisi Dharma Suaka. Prosesi apa itu?
Fakta Rizky Febian dan Mahalini akan menikah di kediaman mempelai perempuan di daerah Tibubeneng, Kuta Utara Badung Bali diungkap langsung oleh Kelihan Dinas atau Kepala Banjar Aseman Kawan, I Gede Hardi Raharja. Ia menjelaskan pihak keluarga Mahalini sudah menginformasikan rencana kegiatan ini sejak pekan lalu.
Menurut Hardi sebelum menikah Mahalini akan menjalani tradisi mepamit dengan keluarga dan rumah yang ditinggalinya. Lalu Hardi dan pengurus banjar lainnya akan terlibat tradisi Dharma Suaka untuk Mahalini dan Rizky Febian.
"Itu sudah pasti, dari pak kelihan adat, saya, juga dari tokoh masyarakat yang ditugaskan nanti untuk memberi sedikit wejangan dan masukan untuk mempelai,” jelas Hardi, Jumat (3/5/2024).
Mengenal tradisi Dharma Suaka prosesi pernikahan hindu
Melansir situs resmi Kemenag Karang Asem, Penyuluh Agama Hindu Desa Adat Sukahet Sidemen, Ida Ayu Made Dhamayanti menjelaskan tradisi Dharma Suaka sangat penting dalam perkawinan hindu, yaitu agar terciptanya kehidupan pernikahan yang sukhinah bhawantu yaitu keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera.
Dharma Suaka terdiri dari dua kata, yaitu dharma dan suaka. Dharma memiliki pengertian yang sangat luas. Dharma juga bisa berarti sopan santun, etika, atau bahkan kebudayaan.
Sedangkan suaka berasal Su yang artinya baik dan Wak yang artinya ucapan. Sehingga suaka mengandung makna pembicaraan yang mengandung maksud baik. Jadi, Dharma Suaka memiliki makna dialog kebaikan yang berbasiskan kebudayaan.
Sehingga tradisi Dharma Suaka dalam pernikahan hindu yaitu proses mendengar dari orang tua kepada anak-anaknya. Tradisi ini adalah tradisi satu arah, yakni orang tua menyampaikan sesuatu kepada anak-anaknya.
Baca Juga: Persiapan Jelang Pernikahan Adat Bali Penyanyi Mahalini Dan Rizky Febian
Tradisi ini lahir sebagai perwujudan dari kebudayaan yang memuja leluhur. Pada perkembangannya, tradisi ini berkembang menjadi tradisi menjelaskan apa-apa yang telah didengar.
Tradisi inilah yang disebut dengan smerti yaitu penjelasan dari apa-apa yang telah didengar. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, yang biasanya berisi etika dan upacara.
Dalam khasanah Hindu, tradisi ini disebut dengan tradisi Brahmana. Sebab semua penjabaran tersebut dimuat dalam kitab Brahmana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
5 Sepatu dengan Desain Klasik dan Timeless, Nyaman Maksimal untuk Jalan Kaki
-
5 Bentuk Kacamata yang Cocok untuk Wajah Bulat, Bikin Lebih Tirus dan Tegas
-
Cuma Rp25 Ribuan, 7 Pilihan Lipstik Purbasari untuk Usia 40 Tahun dengan Kulit Sawo Matang
-
Pure Paw Paw untuk Apa Saja? Lebih dari Sekadar Pelembap Bibir, Ini 7 Manfaat Ajaibnya
-
6 Produk Anti Aging Sariayu agar Kulit Kencang dan Cerah, Cocok untuk 40 Tahun ke Atas
-
Urutan 12 Zodiak Paling Rawan Selingkuh, Siapa yang Hobi Permainkan Hati?
-
Apakah Tinted Sunscreen Bisa Memudarkan Flek Hitam? Cek 5 Pilihan yang Murah dan Bagus
-
Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota Termuda dan Muslim Pertama dalam Sejarah New York
-
5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun