Suara.com - Konglomerat sekaligus pebisnis Elon Musk dibuat kaget. Pasalnya ada seorang perempuan bernama Ashley St. Clair yang mengaku melahirkan anaknya yang ke-13.
Ashley sempat membuat cuitan menggemparkan bahwa ia telah melahirkan seorang anak dan ayahnya tak lain adalah Elon Musk.
"Pada lima bulan yang lalu, saya menyambut seorang bayi baru ke dunia. Ayahnya adalah Elon Musk," cuit Ashley melalui X, dilansir dari The Dailymail, Senin (17/2/2025).
Kendati sudah berlangsung lima bulan semenjak Ashley melahirkan, ia baru mengambil keberanian untuk mewartakannya ke publik lantaran khawatir akan privasi dan keselamatan sang bayi.
"Saya baru berani mengungkapkannya sekarang ke media karena saya khawatir akan keselamatan anak saya," lanjut tulis Ashley.
Elon Musk akhirnya turut membaca cuitan viral tersebut dan hanya membalas singkat dengan cuitan "Whoah" yang lalu dibalas oleh Ashley sembari meminta pertanggung jawaban.
Lantas, siapakah Ashley St Clair sebenarnya?
Penulis dan influencer sayap-kanan: Fans berat Elon Musk?
Tak sedikit yang mengira bahwa sikap Ashley hanya sebagai upaya untuk mencari perhatian dari sosok Elon Musk.
Baca Juga: Drama OpenAI vs Elon Musk: Tawaran Akuisisi ChatGPT Ditolak Mentah-mentah!
Publik menduga bahwa Ashley hanya seorang fans alias penggemar Elon Musk lantaran kesamaan sikap politik, yakni politik sayap-kanan.
Faktanya, Ashley memang adalah seorang penulis beraliran sayap-kanan alias konservatif.
Ia merupakan influencer sekaligus penulis dari kanal media konservatif The Babylon Bee yang banyak mengkritik soal isu-isu sosial dan kebangkitan liberalisme.
Sama seperti Elon, Ashley getol menyuarakan pandangan politiknya yang beraliran konservatif. Pandangan tersebut ia tuangkan dalam buku Elephants Are Not Birds sebagai wujud kritik terhadap kaum transgender di Amerika Serikat.
Ia vokal dalam menentang kebijakan imigrasi, seperti salah satunya menyuarakan soal penerbangan maskapai Delta Airlines pada tahun 2023 silam. Ia kala itu menyoroti bahwa ada pesawat Delta Airlines yang membawa segudang imigran dari Phoenix ke New York City setelah sebelumnya mendekam di pusat penahanaan imigran.
Ashley juga sempat aktif sebagai duta Turning Point USA, organisasi konservatif pemuda. Ia akhirnya mundur dari organisasi nirlaba tersebut untuk fokus menulis sebagai jurnalis profesional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Retinol yang Bagus untuk Pemula Merek Apa? Ini 5 Rekomendasinya
-
6 Sunscreen SPF 30 yang Ideal untuk Usia 40 Tahun, Atasi Flek Hitam dan Garis Halus
-
5 Skincare Apotek untuk Mencerahkan Kulit, Glowing Tanpa Harus ke Klinik
-
3 Pilihan Moisturizer untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat, Kandungan Lengkap Harga Murah
-
5 Shio yang Kurang Beruntung Selama November 2025, Begini Cara Menghadapinya
-
Rejuran S Bantu Wulan Guritno Atasi Bopeng, Terungkap dalam Insecurity Uncovered Zap Premiere
-
TikTok Shop by Tokopedia Dukung Brand Lokal Bersinar di Jakarta Fashion Week 2026
-
8 Fakta Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier & Sabrina Chairunnisa: Nikah di Tanggal Cantik, Kini Cerai
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream yang Harganya Affordable untuk Mencerahkan Kulit Wajah
-
5 Parfum dengan Wangi Horor, Cocok Dipakai saat Halloween