Suara.com - Siapa bilang kamera analog cuma buat orang tua? Di tengah era digital dan kecepatan yang serba instan, fotografi analog justru makin digemari.
Bukan karena ketinggalan zaman, tapi karena pesonanya yang autentik. Dari prosesnya yang pelan, penuh kejutan, sampai hasil akhirnya yang khas dan estetik—semuanya punya daya tarik yang sulit ditolak.
Bagi sebagian orang, fotografi analog bukan sekadar soal gambar. Ini soal rasa. Tentang menangkap momen dengan lebih sadar. Tentang menikmati proses. Tentang mengekspresikan diri dan berbagi cerita dengan cara yang unik.
Di tengah dunia yang makin cepat dan sibuk, analog terasa seperti jeda yang menyegarkan. Dan di situlah, komunitas Photo Walk Ramean (PWR) mengambil peran.
Komunitas ini lahir dari keresahan sederhana: banyak orang masih punya kamera analog, tapi bingung harus ngapain. Mereka nggak punya teman motret bareng, nggak tahu cara pakainya, bahkan nggak tahu harus nyuci film di mana. Andry Dilindra, seorang pegiat fotografi analog yang juga aktif di YouTube, melihat celah ini.
Tahun 2018, Andry mengunggah video tentang pengalamannya hunting foto di jalanan pakai kamera analog. Responsnya tak terduga. Banyak yang tertarik.
“Ternyata, di lapisan masyarakat ini banyak yang masih punya kamera analog, cuma mereka nggak punya wadah buat kumpul, sharing, dan hunting foto bareng-bareng pakai kamera analog. Jadi, ketika ada komunitas Photo Walk Ramean, mereka mulai bergabung dan mulai menikmati proses belajarnya di sini,” ujar Andry.
Sejak awal, PWR punya satu tujuan utama: jadi rumah buat siapa pun yang tertarik dengan fotografi analog. Aktivitas utamanya adalah photowalk—kumpul, jalan-jalan bareng, dan motret suasana sekitar. Biasanya digelar tiga kali dalam sebulan, keliling area Jabodetabek.
Tapi kadang, mereka juga mengadakan photowalk di luar kota. Jogja jadi salah satu destinasi yang sempat mereka datangi, sekaligus ajang kolaborasi dengan komunitas analog lokal.
Baca Juga: Cara Instan Berbagi Foto Lebaran Tanpa Menghabiskan Paket Data Internet
Namun, PWR bukan cuma tentang motret bareng. Lebih dari itu, komunitas ini juga jadi ruang belajar dan tumbuh bersama. Ada Photobook Club, tempat para anggota bertukar buku foto dan ngobrolin referensi visual bareng.
Ada Projection Night, forum presentasi karya di mana siapa pun bisa cerita tentang proyek foto mereka—entah tugas kuliah, karya akhir, atau proyek pribadi.
Untuk mereka yang masih baru di dunia analog, PWR juga menyediakan Workshop Fotografi Analog. Di sini peserta belajar dasar-dasar fotografi, mengenal jenis kamera, praktik langsung hunting foto, sampai mencoba proses mencuci film. Semua dilakukan bareng-bareng, tanpa tekanan, dengan suasana yang suportif dan inklusif.
Salah satu yang bikin PWR makin menarik: nggak ada syarat jadi “fotografer pro” untuk gabung. Nggak harus punya kamera mahal atau pengalaman motret bertahun-tahun. Asal punya minat dan rasa ingin tahu, semua orang bisa ikut. Di PWR, proses belajar dihargai, bukan hasil sempurna.
Andry sendiri punya visi besar. Ia ingin PWR menjangkau lebih banyak orang, terutama anak muda. Salah satu langkahnya adalah kolaborasi dengan komunitas digital dan mengadakan workshop di sekolah atau kampus. Harapannya, fotografi analog bisa dikenalkan sejak dini, agar semakin banyak yang mengapresiasi proses dan keindahan di baliknya.
“Dari awal saya cuma pengin ngumpulin teman-teman yang hobi motret analog. Tapi sekarang saya sadar, PWR itu udah jadi tempat belajar bersama. Tempat tumbuh bareng. Dan saya pengin itu terus dijaga,” ujar Andry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal