Suara.com - Pernahkah kamu melihat seseorang berlibur dengan menikmati penerbangan kelas bisnis ke Eropa, menginap di hotel bintang lima, dan berpikir, “Wah, pasti mahal banget!”?
Faktanya, tak semua traveler ‘berduit’ benar-benar mengeluarkan banyak uang. Ada trik cerdas yang sedang naik daun di kalangan pejalan zaman now: travel hacking.
Ini bukan soal curang, tapi tentang bagaimana memanfaatkan kartu kredit, poin, dan miles secara strategis untuk mengubah setiap transaksi harian menjadi tiket menuju liburan impian—tanpa bikin dompet menjerit.
Konsep travel hacking kini mulai dikenal luas di Indonesia, terbukti dari suksesnya AZ Travel Workshop Kartu Kredit & Miles yang belum lama ini digelar dan langsung full seat.
Acara ini menarik perhatian lebih dari 40 peserta dari berbagai latar belakang yang ingin tahu lebih dalam cara ‘bermain’ dengan poin dan miles agar bisa jalan-jalan hemat tapi tetap mewah.
Travel hacking sendiri adalah seni memaksimalkan penggunaan kartu kredit dan program loyalti dari maskapai maupun hotel.
Bukan sekadar gaya hidup konsumtif, strategi ini kini dianggap sebagai bagian dari perencanaan finansial modern, di mana seseorang bisa menikmati lebih banyak pengalaman—mulai dari lounge bandara, upgrade kelas penerbangan, hingga staycation di hotel premium—tanpa harus keluar uang banyak.
Workshop yang digelar AZ Travel menghadirkan tiga narasumber utama dengan perspektif berbeda, namun saling melengkapi.
Agus Subroto (@agus__subroto), seorang penggemar berat airline dan hotel loyalty program, membagikan rahasia bagaimana poin dan miles bisa dioptimalkan untuk upgrade ke business class bahkan first class.
Baca Juga: Nggak Cuma Paspor, Ini Hal Penting yang Harus Masuk Checklist Traveling ke Jepang
Menariknya, tiket-tiket tersebut bisa didapat dengan harga separuh bahkan seperempat dari harga normal jika tahu cara ‘menebusnya’ di waktu dan rute yang tepat.
Berikutnya, Zul Rauf (@zulrauf) menjelaskan bahwa hampir semua transaksi sehari-hari—dari bayar listrik hingga belanja bulanan—sebenarnya bisa menjadi ladang pengumpulan poin.
Kuncinya adalah memilih kartu kredit yang sesuai dengan pola pengeluaran, serta memahami sistem reward yang ditawarkan oleh masing-masing bank.
“Kartu kredit itu bukan musuh, justru bisa jadi alat investasi perjalanan kalau dipakai dengan strategi yang benar,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, Vincent Liyanto (@vincentliyanto) menyoroti sisi yang sering dilupakan: pajak. Yup, ternyata pengumpulan dan penggunaan miles juga perlu dipertimbangkan dari sisi pelaporan SPT tahunan agar tetap aman secara hukum.
Banyak peserta workshop mengaku baru tahu bahwa strategi travel hacking yang legal dan sesuai regulasi justru lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Workshop ini bukan hanya teori. Para pembicara juga membagikan case study nyata, termasuk perhitungan rute “sweet spot” di mana penggunaan miles bisa menghasilkan value tertinggi.
Misalnya, bagaimana terbang ke Jepang atau Australia dengan business class bisa dilakukan dengan biaya setara tiket ekonomi—asal tahu timing dan sistem poin dari maskapai yang digunakan.
Antusiasme peserta yang tinggi membuktikan bahwa travel hacking bukan lagi “rahasia dapur” segelintir orang. Ini adalah skill baru yang layak dipelajari siapa saja yang ingin traveling dengan lebih cerdas.
“Sekarang saya sadar, miles itu bukan cuma bonus, tapi bisa jadi strategi untuk merancang liburan impian,” ujar salah satu peserta workshop.
Travel hacking membuktikan bahwa perjalanan mewah bukan hanya milik mereka yang tajir. Dengan pengetahuan yang tepat, setiap orang bisa menikmati liburan first class dengan budget kelas ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Ibu Raffi Ahmad Operasi Apa? Ini Penjelasan Kondisi Mama Amy di Singapura
-
Cari Serum Pencerah Bibir? Ini 6 Rekomendasi Terbaik, Harga Mulai Rp40 Ribuan
-
Riwayat Pendidikan Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo, Dipuji Cerdas oleh Mahfud MD
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Dapat Tunjangan? Cek Aturannya di Sini
-
Nasib Eko Patrio usai Rumah Rp150 Miliarnya Dijarah: Semua Barang Raib, Kini Tinggal di Kontrakan
-
5 Bedak yang Bikin Glowing untuk Kulit Kering, Selamat Tinggal Wajah Kusam
-
Naik 15 Kg saat Hamil, Apa Itu Prosedur Mommy Makeover yang Dijalani Erika Carlina?
-
Masuk Bursa Calon Kapolri, Apa Jabatan Dedi Prasetyo sebelum Jadi Wakapolri?
-
Mengintip Kekayaan Komjen Dedi Prasetyo, Calon Kuat Pengganti Kapolri Listyo Sigit?
-
Berapa Alokasi Kebutuhan PPPK Paruh Waktu? Ini Kuota, Syarat, dan Gajinya