Rabu, 17 September 2025 | 14:49 WIB
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi/(Dokumentasi BKIP Kemenhub)

Suara.com - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) hari ini, Rabu (17/9/2025) turun ke jalan menuntut pencopotan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

Sosok Dudy Purwagandhi pun kini ramai diperbincangkan publik setelah kebijakan-kebijakan yang ia keluarkan dinilai lebih berpihak pada kepentingan perusahaan aplikasi transportasi daring daripada para driver.

Tak heran, Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia menuntut pencopotannya dari jabatan menteri dalam aksi unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung di Jakarta.

Profil Menhub Dudy Purwagandhi yang jadi sasaran demo ojol hari ini pun menarik untuk diulas lebih dalam. Ia ternyata bukan figur baru di pemerintahan maupun bisnis.

Inilah profil lengkap Dudy Purwagandhi, perjalanan kariernya, serta kontroversi membuatnya jadi sasaran demo ojol hari ini.

Ilustrasi demonstrasi ojol (Suara.com/Putu Yonata Udawananda)

Profil Dudy Purwagandhi

Dudy Purwagandhi lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 23 September 1970. Ia menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1995.

Latar belakang pendidikannya di bidang hukum inilah yang menjadi fondasi awal kariernya, sebelum akhirnya terjun ke berbagai bidang, seperti transportasi, bisnis, hingga politik.

Meskipun berkarier di sektor hukum dan bisnis, jalan hidup Dudy justru banyak bersinggungan dengan dunia usaha transportasi laut maupun udara.

Baca Juga: Demo Ojol 17 September, Cek Rute Pengalihan Arus dan 5 Titik Neraka Kemacetan Ini!

Hal ini menjadi modal penting yang kemudian mengantarnya duduk di kursi Menteri Perhubungan, meski kini kebijakan-kebijakannya menuai sorotan tajam.

Perjalanan Karier

Perjalanan karier Dudy dimulai pada tahun 1997 sebagai Staff Assistant Board of Director (BOD) di PT Tri Usaha Bhakti Truba. Selama tujuh tahun, ia berkarier di sana hingga akhirnya dipercaya menjadi Kepala Departemen GA di PT Tri Usaha Bhakti pada periode 2004-2007.

Tahun 2007, ia melanjutkan langkahnya sebagai Internal Auditor di PT Dua Samudera Perkasa, lalu dipercaya menjabat Direktur perusahaan tersebut pada tahun 2009.

Selain itu, Dudy juga menjabat Direktur di PT Jhonlin Air Transport serta PT Jhonlin Marine Trans pada 2008, dua perusahaan yang berada di bawah Jhonlin Group milik pengusaha Kalimantan Selatan, Haji Isam.

Kiprahnya semakin dikenal luas ketika ia menjadi Direktur Seacons Trading Limited di Singapura pada 2011. Pada 2015, ia juga merangkap sebagai Komisaris PT Satui Terminal Utama.

Tak sampai di situ saja, ia juga sempat menduduki kursi Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2020-2024.

Selain di dunia usaha, Dudy juga punya pengalaman panjang di dunia politik.

Pada 2018, ia dipercaya menjadi Staf Khusus Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Setahun kemudian, ia terjun ke ranah politik praktis sebagai Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju pada Pilpres 2019, yang mengusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Setelah itu, Dudy makin mantap menapaki jalur politik. Ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada 2024 dan tak lama kemudian dipilih Presiden Prabowo Subianto untuk masuk dalam Kabinet Merah Putih.

Pada 21 Oktober 2024, ia resmi dilantik sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Budi Karya Sumadi, menjadikannya Menhub ke-33 Indonesia.

Jadi Sasaran Demo Ojek Online

Sejak menjabat, Dudy Purwagandhi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan dunia bisnis, khususnya sektor transportasi udara dan laut.

Namun, gaya kepemimpinan ini justru menuai kritik dari kalangan pengemudi ojol. Mereka menilai kebijakan yang dibuat Dudy lebih berpihak pada aplikator transportasi daring dibandingkan pekerja lapangan.

Puncaknya, pada 17 September 2025, ribuan driver ojol yang menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta bertajuk "179 Ojol".

Aksi ini berpusat di tiga titik strategis, yakni Kementerian Perhubungan, Istana Negara, dan Gedung DPR. Bahkan, aksi tersebut juga mendapat dukungan dari sejumlah aliansi mahasiswa, termasuk BEM Universitas Indonesia.

Unjuk rasa yang diinisiasi oleh Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia ini diperkirakan diikuti sekitar 2.000 driver dan kurir online.

Aksi besar ini membawa 7 tuntutan utama yang langsung menyasar kebijakan pemerintah dan aplikator transportasi online, di antaranya:

  1. Mendesak agar RUU Transportasi Online segera masuk Prolegnas
  2. Pembatasan potongan aplikator maksimal 10 persen
  3. Penetapan regulasi tarif khusus untuk layanan pengantaran barang dan makanan
  4. Audit investigatif terhadap potongan 5 persen oleh aplikator untuk memastikan transparansi dan kepatuhan aturan
  5. Penghapusan program merugikan pengemudi seperti sistem aceng, slot, multi order, dan member berbayar
  6. Pencopotan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi yang dianggap lebih berpihak kepada aplikator
  7. Pengusutan tragedi 28 Agustus 2025 oleh Kapolri, yang menewaskan dua pengemudi ojol saat aksi di Jakarta dan Makassar

Demikianlah ulasan lengkap terkait profil profil Menhub Dudy Purwagandhi yang jadi sasaran demo ojol hari ini.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Load More