- Seekor Gajah Sumatra ditemukan mati di Gampong Meunasah Lhok, Pidie Jaya, Aceh pada 29 November 2025 pasca banjir melanda wilayah tersebut.
- Deforestasi 1,4 juta hektare di Aceh, Sumut, dan Sumbar antara 2016–2025 oleh ratusan perusahaan memperparah bencana ekologis.
- Diperlukan restorasi koridor gajah dan penegakan regulasi tata ruang tegas untuk mencegah kepunahan satwa kritis ini.
Situasi ini disebabkan oleh kombinasi maut dari fragmentasi habitat yang mengisolasi populasi, konflik yang tak kunjung usai di pinggiran hutan, perburuan, hingga pembangunan infrastruktur yang membelah rumah mereka.
“Secara umum, situasi populasi hari ini mengkhawatirkan kecuali dilakukan intervensi serius, tepat, teruji dan kuat,” ungkap Donny kepada Suara.com, Senin (1/12/2025).
Di sisi lain bencana banjir seperti yang melanda sebagian wilayah Sumatra menjadi pemicu eskalasi krisis ini. Saat air bah menenggelamkan hutan dataran rendah yang menjadi habitat utama mereka, gajah secara naluriah terpaksa bergerak mencari dataran yang lebih tinggi dan aman.
Sialnya, dataran tinggi yang mereka tuju kini bukan lagi hutan lebat, melainkan perkebunan sawit atau desa-desa yang padat penduduk. Pergerakan inilah yang sering kali memicu konflik.
Hingga kekinian memang belum dapat dipastikan apakah gajah di Meureudu mati karena tenggelam dan kelelahan melawan arus, atau menjadi korban konflik saat mencoba menyelamatkan diri. Nekropsi (autopsi pada hewan) akan menjadi kunci untuk mengungkap penyebab pastinya.
Namun yang pasti, banjir ini secara brutal memetakan betapa terfragmentasinya rumah mereka. Wilayah yang terendam adalah bukti hilangnya koridor—jalur alami yang digunakan gajah untuk berpindah antar kantong habitat. Ketika jalur ini terputus oleh perkebunan atau infrastruktur, gajah terjebak, terisolasi, dan semakin rentan.
FKGI sendiri, menurut Donny, telah membantu pemerintah dalam mengidentifikasi 16 koridor utama di Sumatra yang vital untuk diselamatkan demi menjaga konektivitas antar kantong habitat.
Langkah Pemulihan dan Menyambung Kembali Harapan
Kematian gajah di Meureudu sudah seharusnya menjadi titik balik. Diperlukan langkah-langkah konkret dan terintegrasi untuk mencegah tragedi serupa terulang.
Baca Juga: Banjir di Aceh Tamiang, Maell Lee 4 Hari Hilang Kontak dengan Keluarga
Restorasi koridor gajah harus jadi prioritas utama untuk menyambungkan kembali "jalan tol" alami bagi mamalia besar tersebut. Misalnya dengan membeli kembali lahan kritis di antara dua kawasan hutan, atau membuat regulasi yang mewajibkan perusahaan perkebunan untuk menyediakan jalur perlintasan satwa.
Donny juga menekankan perlunya respons cepat dan terintegrasi, mulai dari analisis forensik penyebab kematian gajah hingga pemetaan area kritis yang terendam. Sedangkan solusi jangka panjang, kata dia, juga menuntut adanya komitmen politik yang kuat.
Menurut Donny, langkah paling berdampak saat ini adalah bagaimana menguatkan dan menegakkan zonasi tata ruang yang melindungi koridor wildlife dan refugia topografis atau daratan tinggi.
Salah satu contoh kolaborasi yang mulai digulirkan adalah program Peusangan Elephant Conservation Initiative atau PECI, yang digencarkan di lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik Presiden Prabowo Subianto di Aceh.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyatakan pihaknya bakal merehabilitasi habitat sekaligus menghitung ulang populasi di sana. Inisiatif ini juga melibatkan masyarakat di 12 desa penyangga untuk menyiapkan pakan, mineral, dan kubangan air, dengan harapan gajah akan lebih betah di habitatnya.
Model keterlibatan masyarakat ini menjadi kunci, karena untuk berhasil, mereka tidak bisa hanya menjadi objek. Donny menilai masyarakat sudah seharusnya menjadi garda depan, bukan hanya penerima program. Dengan menjadi garda depan, masyarakat harapannya dapat berperan aktif dalam pemantauan, deteksi dini konflik, hingga restorasi berbasis komunitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
Terkini
-
Kronologi Kepala BNPB Minta Maaf Usai Sebut Bencana Sumatera 'Mencekam di Medsos'
-
Nestapa Istri Brigadir Nurhadi, Tuntut Ganti Rugi Rp771 Juta Atas Kematian Janggal Suaminya
-
Tiba di Arab Saudi, Penyidik KPK Bersiap Usut Dugaan 'Permainan' Kuota Haji di Tanah Suci
-
Kemensos Dirikan 28 Dapur Umum, Produksi 100 Ribu Nasi Bungkus Tiap Hari untuk Korban Banjir Sumatra
-
Korupsi Proyek Rel Kereta Api Medan Ancam Keselamatan, KPK: Bisa Sebabkan Kecelakaan Maut
-
Diangkut Helikopter, 4 Ton Bantuan Udara Diterjunkan ke 3 Kabupaten di Sumbar
-
Sudah Kirim Surat Panggilan, KPK akan Periksa Ridwan Kamil Pekan Ini
-
KPK Jebloskan ASN Kemenhub ke Penjara, Diduga Otak Pengaturan Proyek Kereta Api Medan
-
Awas Macet! Cek Pengalihan Arus Reuni Akbar 212 di Monas Besok, Ini Titik Rawan Kepadatan
-
Akses Terputus, Relawan PSI Tetap Tempuh Jalan Sulit Salurkan Bantuan untuk Warga Tapanuli Utara