- Etanol punya oktan tinggi yang bagus untuk performa, tapi bisa jadi musuh tersembunyi komponen mobil tua.
- Mobil modern (di atas tahun 2000-an) umumnya sudah dirancang aman untuk konsumsi bensin campuran etanol.
- Kerusakan akibat etanol tidak terjadi instan, melainkan proses perlahan yang menggerogoti komponen dari dalam.
Suara.com - Bensin campur etanol sedang ramai dibicarakan di kalangan publik. Mengusung bendera 'ramah lingkungan' dan oktan tinggi, bensin campur etanol diklaim bakal menjadi bahan bakar masa depan.
Tapi di balik citra positifnya, muncul pertanyaan besar yang bikin was-was: apakah bahan bakar ini justru musuh dalam selimut buat mesin mobil kita?
Berdasarkan pemaparan dari Ko Lung Lung dari Youtube Dokter Mobil Indonesia, bahaya utama etanol datang dari sifat alaminya yang higroskopis.
Artinya, etanol sangat agresif dalam menyerap dan mengikat molekul air yang ada di udara sekitarnya.
Ketika uap air ini terperangkap di dalam tangki bahan bakar—terutama pada mobil lawas yang tangkinya masih terbuat dari besi—maka proses korosi atau perkaratan dari dalam pun dimulai.
Karat ini bisa menyumbat filter dan injektor, menyebabkan masalah serius pada pasokan bahan bakar ke mesin.
Selain itu, etanol juga dikenal sebagai zat pelarut yang cukup kuat.
Sifat ini menjadi masalah besar bagi komponen berbahan dasar karet atau polimer tertentu yang banyak digunakan di sistem bahan bakar mobil era dulu.
Selang bensin, seal injektor, hingga paking karburator bisa menjadi kering, kehilangan elastisitas, mengeras, dan akhirnya getas atau retak.
Baca Juga: Alternatif Mitsubishi Destinator, 4 Mobil Tangguh dengan Harga Lebih Murah Rp100 Jutaan
Kebocoran bahan bakar akibat komponen yang rapuh ini tentu bukan hanya merepotkan, tapi juga sangat berbahaya.
Jadi, Mobil Siapa yang Sebenarnya 'Anti' Etanol?
Penting untuk dipahami bahwa efek merusak dari bensin etanol tidak akan muncul dalam semalam setelah Anda mengisinya.
Proses degradasi komponen ini berjalan perlahan, tetapi pasti seiring waktu dan frekuensi penggunaan.
- Untuk Pemilik Mobil Klasik & Retro (Produksi di bawah tahun 2000-an):
Inilah kelompok paling berisiko. Sistem bahan bakar mobil Anda kemungkinan besar belum dirancang dengan material yang tahan terhadap sifat korosif dan pelarut dari etanol.
Penggunaan jangka panjang sangat tidak direkomendasikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
4 SUV Bekas Rp 30 Jutaan, Persiapan Liburan Akhir Tahun untuk Keluarga Muda Anti Mati Gaya
-
Profil Pembalap Kiandra Ramadhipa: Bocah Ajaib Indonesia yang Bikin Panggung Eropa Terpana
-
Jaecoo J5 EV Datang Menyapa Yogyakarta, Harga Bikin Kompetitor Meradang
-
ACC Luncurkan Mobile Branch Berbasis Hilux Rangga Tingkatkan Pembiayaan di Tahun 2026
-
60 Juta Emang Dapet? Intip Harga Avanza Bekas Tahun ke Tahun Lengkap dengan Taksiran Pajak
-
Keluarga Baru Pilih Ayla atau Rocky? Simak Dulu Harga Mobil Daihatsu November 2025
-
Oli Motor Apa yang Cocok untuk Honda Scoopy? Ini Rekomendasinya
-
Capek Merasa Risau dengan Mutu BBM? Intip Dulu Daftar Harga Mobil BYD November 2025
-
Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta yang Bikin Anti Minder
-
Apa Bedanya SUV vs MPV? Ini 5 Rekomendasi Mobil 3 Baris untuk Keluarga Harga Rp100 Jutaan