Suara.com - Tren kecantikan yang terus berubah membuat setiap orang terus mencari solusi praktis untuk upgrade tata riasnya. Salah satu yang kini banyak dicari adalah tata rias semipermanen, seperti sulam kecantikan.
Melihat semakin diminatinya dan permintaan pasar yang kian meningkat, didirikanlah PERTASPI menjadi organisasi resmi yang menaungi para pelaku bisnis dan tenaga ahli/profesional Tata Rias Semipermanen atau Semipermanent Makeup (SPMU) di Indonesia. Tujuannya, agar para pelaku bisnis dan tenaga ahli ini mempunyai kualitas yang bertaraf internasional, sehingga dapat bersaing dengan tenaga ahli/profesional dari negara lain.
Setelah diresmikan beberapa waktu lalu, kini PERTASPI sudah memiliki sekitar 100 anggota aktif dengan berbagai keahliannya di bidang make up semipermanen.
Salah satu anggota PERTASPI, Tania Basir, yang berdomisili di Melbourne, Australia, berbagi pengalamannya memulai bisnis SPMU di saat pandemi.
“Saya mengawali bisnis ini karena tertarik pada kecantikan dan SPMU masih terbuka sekali peluangnya. Saya mulai ikut kursus online selama dua tahun, dari belajar teori, 1 on 1 consultation, latihan pengerjaan menggunakan latex, sampai praktek langsung ke 10 model. Kebetulan akademi sulam
tempat saya belajar ini cukup terkenal dan diakui di Australia maupun secara global," kata Tania Basir yang merupakan Founder House of Beauty Melbourne.
“Pada saat mengerjakan sulam untuk klien pertama, saya sudah merasa cukup terbiasa, karena sudah banyak latihan di latex dan sudah praktek langsung dengan model-model. Hanya, memang harus tetap belajar tentang kulit setiap client dan tentang color correction yang tepat. Kulit orang Australia lebih tipis, lebih sensitif, dan lebih gampang berdarah dibandingkan kulit orang indonesia. Sedangkan karena skin
tonenya juga beda, pemilihan warna juga harus hati-hati. Untuk orang Australia pigment lebih cepat masuk jadi warna tidak bisa terlalu gelap,” lanjut Tania Basir.
Menurut Tania Basir, dari sisi regulasi untuk para tenaga ahli/profesional SPMU, baik yang memiliki home-based business maupun commercial business, di Australia juga jauh lebih jelas dan ketat dari Indonesia.
“Semua tenaga ahli/profesional SPMU harus punya sertifikasi dari badan yang diakui di Australia. Lalu untuk mendaftarkan bisnis kita, akan ada pihak yang datang melakukan inspeksi apakah persyaratan sebagai bisnis SPMU sudah dipenuhi. Untuk home-based business, working space harus terpisah dari living space, ada floor plan nya, semua area harus gampang dibersihkan, harus ada wastafel yang otomatis agar tidak mengganggu pengerjaan, harus punya tempat sampah limbah, dan lain sebagainya," katanya lagi.
Tania Basir menambahkan, “Saya masih terus belajar di bisnis SPMU ini, peluangnya masih besar sekali. Karena ini termasuk kategori tata rias semipermanen, jadi gampang mengikuti perkembangan tren kecantikan yang ada. Misalnya, kalau di Indonesia, kliennya suka tren bentuk alis artis terkenal, kalau di Australia justru suka natural look, agar bisa enhance natural beauty setiap individu. Makanya saya yakin bisnis SPMU ini masih menjanjikan sekali.”
Baca Juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini, Jumat 10 Juli 2020: Tata Rias
Tania Basir mengatakan, “Penting juga untuk bisa ikut sebuah perkumpulan SPMU, karena disitu kita bisa mempelajari teknik terbaru, kenal dengan tenaga ahli/profesional dari berbagai negara, update dengan regulasi dari berbagai negara, sehingga kita bisa membuka peluang bisnis SPMU di negara lain. Saya senang sekali bisa bergabung dengan PERTASPI, jadi nanti pada saat ke Indonesia bisa kenalan dengan tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia dan bertukar ilmu. Sebagai tenaga ahli/profesional SPMU, kita harus belajar terus agar bisa jadi profesional yang berkualitas dan bertaraf internasional.”
Anggie Rassly selaku Ketua PERTASPI pun berharap dengan bergabung menjadi anggota PERTASPI para anggotanya, seperti Tania Basir, semakin semangat menjalankan bisnisnya, karena akhirnya sudah ada wadah untuk para tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia bertukar insight dan bersama-sama saling memberikan support.
Diharapkan, tahun 2023 nanti, industri SPMU Indonesia akan semakin berkembang dan semakin banyak tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia yang bisa go international.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence