Suara.com - Tangis Greysia Polii pecah setelah smash keras Chen Qing Chen dari China dinyatakan keluar oleh umpire lewat teknologi eagle eye di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Minggu (2/8/2021).
Keputusan itu membuat Greysia yang berpasangan dengan Apriyani Rahayu, sah dinobatkan sebagai peraih medali emas sektor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani yang berstatus non-unggulan, berhasil menaiki podium tertinggi setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) di partai final dengan dua gim langsung, 21-19, 21-15.
Kemenangan itu membuat Greysia/Apriyani sukses mempersembahkan medali emas pertama bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo.
Dengan hasil ini pula, pasangan peraih enam gelar BWF World Tour ini mencetak sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang berhasil menggondol medali emas di sepanjang sejarah perhelatan Olimpiade.
Melihat kisah dibalik keberhasilan luar biasa itu, rasanya sangat pantas mereka, khususnya Greysia Polii menangis tersedu-sedu, memeluk sang pelatih Eng Hian, serta bersujud di lapangan.
Greysia, yang kini telah berusia 33 tahun, harus melalui jalan begitu terjal sebelum menerima penghargaan tertinggi di dunia olahraga tersebut.
Sebelum Tokyo 2020, Greysia telah tampil di dua edisi Olimpiade yakni London 2012 dan Rio de Janeiro 2016. Kedua event itu dia lalui dengan hasil yang kurang memuaskan.
Pada 2012, Greysia yang masih berpasangan dengan Meiliana Jauhari mendapat hasil sangat buruk di Olimpiade London. Mereka didiskualifikasi.
Baca Juga: Agnez Mo dan Dian Sastro Sambut Gembira Keberhasilan Greysia/Apriyani Sabet Emas Olimpiade
Bersama dua pasangan Korea Selatan, Jung Kyung/Eun/Kim Ha-na dan Ha Jung-eun/Kim Min-jung, serta wakil China, Wang Xiaoli/Yu Yang, mereka dianggap "tidak menggunakan upaya terbaik untuk memenangkan pertandingan" dan "berperilaku dengan cara yang jelas-jelas kasar atau merugikan olahraga."
Empat tahun berselang, Greysia Polii mencoba bangkit. Dengan partner baru, Nitya Krishinda Maheswari, dirinya menatap misi besar di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Saat itu, Greysia/Nitya adalah pasangan yang disegani. Pada 2014 mereka sukses memenangkan medali emas Olimpiade, dan dua tahun kemudian duduk di peringkat kedua dunia.
Greysia/Nitya mengawali Olimpiade 2016 dengan sangat baik. Mereka memenangkan seluruh dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup, tetapi kalah di perempat final oleh wakil China Tang Yuanting/Yu Yang.
Nasib kurang mujur itu berlanjut saat Nitya mendapat cedera lutut parah. Sang parnter harus menjalani operasi, hingga Greysia harus gonta-ganti pasangan.
Setahun pasca Nitya cedera, Greysia mengaku sempat berpikir untuk pensiun. Pasalnya, kiprahnya dengan partner lain baik Rosyita Eka Putri Sari maupun Rizki Amelia Pradipta, tak berjalan mulus.
Tag
Berita Terkait
-
Greysia / Apriyani Raih Emas Olimpiade 2020, Begini Reaksi Sang Sahabat Agnez Mo
-
Rebut Emas Olimpiade, Greysia / Apriyani Diguyur Bonus Rp 5 Miliar
-
Raih Emas, Greysia/Apriyani Lengkapi Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade
-
Ayah Apriyani Rahayu Sudah Yakin Anaknya Bakal Rebut Emas Olimpiade Tokyo
-
Daftar Pebulu Tangkis Indonesia yang Pernah Raih Emas Olimpiade Sebelum Greysia/Apriyani
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali
-
Update Medali Tim Indonesia di SEA Games 2025: Masih Kokoh di Posisi 2
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
-
Janji Manis Erick Thohir Usai Pencak Silat Sumbang 4 Emas SEA Games 2025
-
Kejurnas Panahan Antarklub 2025 Digelar untuk Perkuat Piramida Pembinaan