Suara.com - Badan luar angkasa Amerika Serikat (NASA) mempersiapkan diri untuk 'menyambut' komet Siding Spring. Ini merupakan kejadian langka yang terjadi sekali dalam kurun waktu sejuta tahun dimana jalur Siding Spring berada sangat dekat dengan tata surya. Komet sebesar gunung ini akan melewati Mars pada Minggu dengan jarak 140.006 km dengan kecepatan 202.767 km/jam.
NASA sudah menyiapkan lima robot penjelajah dan dua Rover untuk mengabadikan komet tersebut ini. Tidak hanya itu, pesawat luar angkasa Eropa dan India juga ikut mengitari planet merah ini.
Pesawat luar angkasa tersebut akan mengobservasi komet terlebih dahulu dan kemudian berlindung dibalik Mars dari kemungkinan puing-puing pada ekor komet. Sedangkan posisi Rover dianggap cukup aman karena terlindung oleh atmosfir Mars walau ada kemungkinan badai debu di Mars bisa menghalangi pandangan.
"Kami sangat berharap bisa mendapat foto pertama komet yang datang dari dunia lain," kata Peneliti NASA Kelly Fast seperti dikutip AP.
Pengamatan juga akan dilakukan di bumi dengan menggunakan Teleskop Hubble Space. Komet ini diprediksi akan terlihat jelas dari belahan bumi bagian selatan seperti Australia dan Afrika Selatan pada Minggu pagi waktu setempat.
Komet ini merupakan komet Oort Cloud pertama yang dipelajari secara rinci. Siding Spring merupakan komet paling ujung dari sistem tata surya dengan inti komet seluas 8 km.
Komet ini terbentuk jutaan tahun setelah tata surya terbentuk pada 4.6 miliar tahun lalu. Hingga kini, komet ini tidak pernah mengorbit ke jalur yang lebih dekat dari matahari selain melewati Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus dan muncul setiap jutaan tahun lamanya.
Sebagai perbandingan, lintas terbang komet ini 140.006 setara dengan sepertiga jarak bumi ke bulan. Ekor kometnya sendiri bisa memanjang dari bumi hingga ke bulan. Sedangkan lapisan gas yang menyelimuti inti bisa memanjang setengah perjalanan ke bulan.
"Dengan roket yang ada sekarang. Kami tidak bisa mencapai komet ini. Kesempatan ini seperti, roket yang menghampiri," kata ahli Astrofisika di John Hopkins University, Carey Lisse.
Lisse menambahkan bahwa dengan mempelajari struktur dan komposisi komet ini, ilmuwan bisa memberikan gambaran soal pembentukan awal planet. Peneliti juga ingin mendapat informasi soal perubahan yang terjadi, baik pada Siding Spring maupun Mars setelah keduanya berada pada jarak berdekatan.(Dailymail)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
-
HP Murah Honor X5c Rilis: Desain Mirip iPhone, Harga Sejutaan
-
Pemilik Ponpes Al Khoziny Bukan Orang Sembarangan, Petinggi Partai Beri Bantuan
-
Rincian Sensor Kamera iPhone 17 Series Terungkap, Semuanya dari Sony
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 5 Oktober: Ada Bunny Bundle dan SG2 Troublemaker
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
-
Xiaomi 17T Diprediksi Rilis Lebih Awal, Pertahankan Chip Premium MediaTek
-
Spesifikasi Infinix GT 30: HP Murah dengan Skor AnTuTu Tinggi, Layar 144 Hz
-
Mudah! Begini Cara Membuat Avatar Profil WhatsApp dari Foto Selfie
-
5 Kode Shift Borderlands 4 Terbaru: Ada Hadiah Kunci dan Legendary Ripper Shield