Suara.com - Sebuah pernyataan keluar dari karyawan Google yang mengungkapkan kekecewaannya. Pasalnya, perusahaan teknologi besar ini terkesan menutupi kasus Andy Rubin.
Hal ini mengikuti dari para eksekutif Google yang mengadakan pertemuan dengan karyawan pada hari Kamis lalu. Satu surat pun dilayangkan pada pertemuan tersebut.
"Banyak tindakan perusahaan yang menunjukkan bahwa perlindungan terhadap pelaku yang kuat secara harfiah dan kiasan lebih berharga bagi perusahaan daripada kesejahteraan korban mereka. Apa tindakan nyata dan bermakna yang akan diambil untuk membalikkan keadaan ini?" tulis surat pernyataan karyawan itu.
Beberapa karyawan Google mencurahkan isi hatinya ke Twitter untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka, termasuk perancang interaksi Sanette Tanaka Sloan yang mencuit, "Kami dapat melakukan jauh lebih baik."
Dia juga mengatakan bahwa cara Google menangani situasi dengan Rubin dan dua eksekutif lainnya adalah "menghancurkan."
Kritik dari dalam Google sesuai dengan laporan awal Times yang mencatat bahwa "tidak ada tindakan nyata yang lebih tajam daripada di antara karyawannya sendiri." Rubin pun terus menyangkal dan menyebutnya sebagai "tuduhan palsu."
"Kisah New York Times berisi banyak ketidakakuratan tentang pekerjaan saya di Google dan pembesar-besaran yang berlebihan tentang kompensasi saya. Secara khusus, saya tidak pernah memaksa seorang perempuan untuk berhubungan seks di kamar hotel. Tuduhan palsu ini adalah bagian dari kampanye kotor untuk meremehkan saya selama perceraian dan perebutan hak asuh. Juga, saya sangat terganggu bahwa eksekutif Google anonim berkomentar tentang file personel saya dan salah mengartikan fakta," beber Andy Rubin.
Seperti diketahui, minggu lalu, laporan di New York Times membahas bagaimana pembuat konten Android Andy Rubin diizinkan meninggalkan Google atas keinginannya sendiri, meskipun ada laporan pelanggaran seksual yang ditemukan perusahaan itu kredibel.
Tidak hanya Google tidak memecat Rubin, mereka membayarnya 90 juta dolar AS untuk pergi. Dan kisah Times menyebutkan bahwa dua eksekutif lainnya juga memiliki tuduhan pelecehan seksual yang ditutupi oleh perusahaan. [Phonearena/Gizmodo/New York Times]
Baca Juga: Gandeng Apple Health dan Google Fit, Pokemon Go Rilis Fitur Baru
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 17 Desember 2025, Ada MP40 Cobra dan Bundle Anniversary Gratis
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan Rank Up Gratis
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global