Suara.com - Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia, Lo Khing Seng, mengaku penjualannya di Indonesia tergerus akibat kabar putusnya hubungan antara raksasa teknologi asal China tersebut dengan Google.
"Saat berita itu timbul, angka (penjualan) saat Lebaran tidak seperti yang diharapkan. Tetapi, itu terjadi karena banyak beredar berita yang tidak benar," ujar Lo ditemui usai peluncuran Huawei Nova 5T di Jakara, Rabu (25/9/2019).
Lo mengklaim banyak berita simpang siur terkait pemblokiran AS terhadap produk Huawei misalnya kabar mengenai Huawei hanya dapat aktif 90 hari dan ponsel P30 Pro yang dijual sangat murah.
Namun menurut Lo, perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Huawei hanya melakukan pause ketika tim legal bekerja untuk memilah mana yang bisa dilakukan atau tidak di AS.
"Setelah itu terjadi, respons konsumen khawatir," katanya.
Respons pengguna sempat membuat penjualan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tapi, Lo enggan menyebut secara spesifik persentase penurunan penjualan.
"Jadi, saat Mei dan Juni, jualan kami memang tidak sesuai dengan saat Lebaran. Yang seharusnya musim panen, malah turun. Tapi, Juli naik lagi karena orang tahu berita itu tidak benar," katanya.
Peningkatan penjualan tersebut salah satunya juga dipengaruhi oleh komitmen para mitra untuk terus mendukung Huawei.
"Partner kami, seperti Erafone, mendukung. Mereka memberikan jaminan kalau bermasalah akan dikembalikan, dan layanan itu diperpanjang hingga akhir 2019," ujar Lo.
Baca Juga: Bakal Dibawa ke Indonesia, Huawei Mate 30 Masih Tanpa Google Play Store
Huawei memang sedang terperangkap di tengah perang dagang China-AS. Gedung Putih telah memerintahkan semua perusahaan AS, termasuk Google, untuk stop berhubungan dengan Huawei.
Akibatnya ponsel-ponsel Huawei terancam tak bisa menggunakan dan mengakses peranti lunak Google seperti Gmail, Youtube, Chrome, dan bahkan toko Google Play Store.
Yang sudah terdampak kebijakan ini adalah Huawei Mate 30 yang baru diluncurkan di Eropa pekan lalu. Meski masih diotaki Android, Mate 30 tak bisa mengakses Google Play Store sehingga penggunanya kesulitan mengunduh aplikasi-aplikasi yang diinginkan.
Berita Terkait
-
Pesaing iPhone Air, Huawei Mate 70 Air Diluncurkan, Baterai 6.500 mAh dan Layar 7 Inci
-
7 Rekomendasi Tablet Android Killer! Performa Tak Kalah dari iPad, Harga Mulai 1 Jutaan
-
5 Tablet Android dengan SIM Card yang Murah dan Praktis, Mulai Rp 1 Jutaan
-
Huawei FreeBuds SE 4 ANC Resmi, TWS Murah Baterai Tahan 50 Jam
-
5 Cara Mengembalikan Foto Lama yang Terhapus di HP Android
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Motorola Moto G57 dan G57 Power Resmi, HP Snapdragon 6s Gen 4 Pertama di Dunia
-
Dreame L10s Ultra Gen 3 Resmi ke RI, Robot Vacuum Harga Rp 12 Juta
-
Jadwal Baru Dirilis, Sertifikat Hasil TKA SMA 2025 Keluar Kapan?
-
Dilarang Purbaya, Shopee Blokir Ratusan Ribu Produk Thrifting
-
POCO F8 Pro Lolos Sertifikasi, Kotak Penjualan Kemungkinan Tanpa Charger
-
Siap-siap! Harga HP Bakal Makin Mahal Tahun Depan, Ini Penyebabnya
-
Developer Butuh Waktu, Peluncuran Game Marvel 1943: Rise of Hydra Ditunda
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 November: Klaim Magic Curve dan Pemain 111-113
-
Fitur Tersembunyi WA Web, Ini Cara Blur Chat WhatsApp agar Tak Diintip
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China