"Untuk pembelian Cesium 137 secara bebas, hal tersebut tidak dimungkinkan," kata Abdul.
Bapeten mengontrol dan memberikan izin mulai dari proses impor bahan radioaktif, transportasinya, pemanfaatannya, hingga pelimbahannya ke PTLR Batan.
Meski demikian Cesium 137 banyak digunakan dalam industri, antara lain di pabrik kertas, pabrik baja, dan pabrik minuman dalam kemasan kaleng. Material berbahaya ini dimanfaatkan untuk mengukur ketebalan dan densitas logam atau kertas.
Sementara menurut praktisi kesehatan yang juga dokter spesialis kedokteran nuklir dari RS MRCCC Siloam Semanggi Jakarta dr Ryan Yudistiro Sp.KN M.Kes, Cesium juga biasa digunakan sebagai radio terapi pada pasien kanker prostat.
"Di Indonesia belum ada yang pakai. Kebanyakan dipakainya buat industri," kata Ryan.
Ia menyebut Cesium 137 sering digunakan sebagai radio terapi pada pasien kanker di China. Selain itu, material radioaktif itu juga salah satu produk sampingan dari proses fisi nuklir di reaktor nuklir dan untuk pengujian senjata nuklir.
Meski banyak digunakan dalam industri, limbah Cesium 137 tak bisa sembarang dibuang atau diolah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran mengatur bahwa sudah tidak digunakan, zat radioaktif harus dilimbahkan ke PLTR Batan.
Picu kanker
Secara umum, Cesium 137 berbasis metal dan memiliki beberapa bentuk seperti kapsul dan silinder dalam ukuran kecil. Karena mudah terikat dengan klorida, Cesium-137 biasanya muncul sebagai bubuk kristal, bukan dalam bentuk cair murni.
Baca Juga: Bapeten Serahkan Investigasi Kasus Radioaktif Tangsel ke Polisi
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), paparan eksternal Cesium 137 dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian.
Paparan Cs-137 dapat meningkatkan risiko kanker karena paparan radiasi gamma berenergi tinggi. Paparan internal Cesium 137, melalui konsumsi atau inhalasi, memungkinkan bahan radioaktif masuk ke jaringan lunak, terutama jaringan otot, dan meningkatkan risiko kanker.
"Kalau terpapar dalam jumlah besar, lama, dan dekat akan memicu efek akut atau efek segera. Begitu terpapar, paling sering dikeluhkan mual, muntah, pusing, sakit kepala, lemas, sampai mata merah, kulit merah, ada luka bakar, bahkan ada yang meninggal," kata Ryan.
Namun, Ryan menekankan efek jangka panjang dari paparan radioaktif lebih berbahaya karena tidak bisa diprediksi kapan akan muncul dampaknya.
"Ini yang paling berbahaya karena kita tidak tahu kapan itu bisa terjadi. Radiasi itu bisa merusak sel DNA dan bisa terjadi mutasi genetik. Mutasi genetik ini yang kita enggak bisa prediksi kapan munculnya, salah satu akibat dari mutasi genetik itu muncul sel kanker," katanya.
Ia mengatakan kanker yang paling sering terjadi akibat radiasi adalah kanker tiroid, namun tidak menutup kemungkinan juga sel kanker jenis lainnya seperti kanker darah.
Berita Terkait
-
Horor Cesium-137 Cikande: Radiasi 875.000 Kali Normal, Pemerintah Stop Impor Besi Tua
-
Menteri Zulhas Sebut Aman, Dokter Farhan Ingatkan Risiko Kanker dari Udang Terkontaminasi Cesium-137
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang
-
Darurat Radiasi Cesium-137 Cikande: Warga Zona Merah Terancam, Pemerintah Siapkan Evakuasi
-
Geger Udang Cikande Terpapar Radioaktif, Waka MPR Eddy Soeparno: Ini Bukan Hal Ringan!
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 13 Oktober 2025, Buruan Klaim Incubator Voucher dan Skin Epik Gratis
-
Teknologi AI Buatan Lokal Kini Bisa Generate Gambar dan Video
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
-
10 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis 2025: Caranya Gampang, Bisa Langsung Cair!
-
4 Tips Penting Memilih Setrika Terbaik, Kenali Jenis Pelat hingga Fiturnya
-
Penemuan Sains: Protein Unik Naked Mole Rat Mampu Memperlambat Penuaan dan Kanker
-
Terungkap! 7 Perbedaan Mencolok Funtouch OS dan Origin OS yang Wajib Anda Ketahui
-
Dari Jepretan Biasa Jadi Keren Maksimal: Trik AI 2 Langkah untuk Foto Traveling
-
Multitasking Jadi Lebih Mudah: Ubah Laptop Jadi Layar Eksternal dengan Fitur Tersembunyi Windows
-
26 Kode Redeem FF 13 Oktober 2025, Klaim Hadiah Spesial Timnas dan Vector Batik Menarik