Suara.com - Varian Kent atau yang muncul di Inggris menjadi varian virus corona (Covid-19) paling dominan di dunia, menurut klaim direktur program pengawasan genetik Inggris.
Lebih dari 50 negara telah menemukan strain mutan B.1.1.7, yang berevolusi menjadi lebih menular daripada virus aslinya.
Profesor Sharon Peacock, kepala Covid-19 Genomics UK (Cog-UK) Consortium mengatakan varian tersebut kemungkinan besar "akan menyapu dunia".
Meskipun menjadi jenis yang dominan di Inggris, namun bukti menunjukkan vaksin saat ini masih dapat bekerja melawannya.
Tetapi ada kekhawatiran bahwa varian tersebut mulai bermutasi lebih jauh menjadi seperti yang berkembang di Afrika Selatan.
Covid-19 Afrika Selatan lebih mampu melawan kekebalan yang dikembangkan oleh infeksi masa lalu atau dari vaksin saat ini.
Mutasi tambahan ditemukan setidaknya 21 kali dalam kasus berbeda pada orang yang terinfeksi varian Kent.
Baik varian Kent dan Afrika Selatan sudah berbagi satu mutasi, bernama N501Y, yang membuat virus menyebar lebih cepat.
Tetapi 21 kasus varian Kent juga memiliki mutasi E484K, yang ditemukan di Covid-19 Afrika Selatan. Para ahli mengatakan itu dapat membuat virus menghindari sebagian kekebalan.
Baca Juga: Efikasi Vaksin AstraZeneca Terhadap Virus Corona Afrika Selatan Hanya 10%
Dilansir dari Dailymail, Jumat (12/2/2021), varian Kent pertama kali terdeteksi pada September 2020. Analisis menunjukkan itu 70 persen lebih dapat ditularkan daripada strain sebelumnya yang dominan di Inggris.
Sementara itu, penasihat SAGE Profesor Calum Semple menyebut risiko varian virus corona Kent terus berkembang tidak terhindarkan dan akan terjadi pada waktunya.
Meskipun data menunjukkan varian Kent mungkin lebih mematikan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perawatan yang ada, seperti deksametason, tidak akan efektif melawannya saat ini.
Untuk saat ini, ada empat varian virus corona yang menjadi perhatian. Tiga di antaranya telah ditemukan di Inggris dan yang keempat adalah varian Brasil yang diidentifikasi pada orang yang pernah bepergian ke Jepang.
Berita Terkait
-
Varian Baru Covid-19 Disebut Kalahkan Pengobatan Plasma, Efektifkah Vaksin?
-
Ilmuwan Sebut Varian Baru Covid-19 Kalahkan Pengobatan Plasma
-
Varian Baru Virus Corona asal Inggris Lebih Mematikan
-
Beda dari Inggris dan Afrika Selatan, Varian Baru Covid-19 Ada di Jerman
-
Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Jepang
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya