Suara.com - Sejumlah arsitek mengatakan perdagangan melalui jalur rempah di masa lalu telah mempengaruhi desain dan gaya arsitektur bangunan yang ada di Indonesia.
“Ini arsitektur hybrid, karena sikap kita terhadap keterbukaan dunia, kita ambil elemen dari seluruh dunia, kemudian digabungkan menjadi karya-karya arsitektur yang unique in local. Menjadi milik kita, menjadi pribumi,” kata Johannes Widodo, pengajar pada National Univiersity of Singapore dalam obrolan online bertajuk Telusur Jalur Rempah: Melihat Pengaruhnya pada Arsitek Nusantara, Selasa (17/8/2021).
Selain sikap terbuka, Johannes mengatakan adanya penduduk asing yang menetap juga menjadi salah satu penyebab arsitektur Indonesia memiliki kesamaan dengan negara lain.
“Waktu Belanda datang, yang terjadi adalah gedung Eropa dibawa langsung empat musim ke sini. Jendela besar-besar, atapnya tajam agar salju bisa cepat turun, ada perapian berarti ada cerobong yang naik ke atas. Rumahnya sendiri kalau bisa ventilasinya tidak banyak supaya tetap hangat pada musim dingin,” kata dia memberikan gambaran rumah Belanda zaman dulu.
Karena tidak cocok dengan musim tropis, masyarakat Belanda membangun rumah yang memiliki beranda lebar seperti anjungan tradisional Indonesia, membuat lebih banyak ventilasi udara dan menggunakan teras sebagai ruang untuk menikmati waktu makan.
Perubahan tersebut melahirkan colonial tropical life style milik Indonesia di mana Belanda dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal itu akhirnya mempengaruhi perubahan gaya hidup sekaligus gaya arsitektur bangunan yang ada di Indonesia.
“Ini semua menunjukkan bahwa sebetulnya ide tentang keterbukaan, tentang smart evolution itu yang membentuk namanya arsitektur modern Indonesia,” ujar dia.
Arsitek Jaringan Arsip Arsitektur Indonesia (JAAI) Mohammad Cahyo Novianto mengatakan jalur rempah menyebabkan arsitektur di Indonesia memiliki keserupaan dengan budaya arsitektur di daerah atau bahkan negara di belahan dunia lain.
“Ada keserupaan selain kekhasan dalam keberagaman. Sekarang kita ke Candi Borobudur, kita lihat relief yang sudah banyak dipotret. Bila kita refleksikan ke hari ini, itu tidak melambangkan arsitektur di Pulau jawa,” kata Cahyo.
Baca Juga: Pemprov Ingin Ambil Alih Bangun Pasar Cinde, Ini Reaksi Ahli Arsitektur Sumsel
Dalam relief Candi Borobudur, dia menjelaskan terdapat bangunan arsitektur yang mirip dengan bangunan di daerah Sumatera, Timor Leste bahkan Madagascar di Afrika. Selain itu tiang Beti pada bangunan Meru di Bali memiliki kesamaan dengan Pagoda yang ada pada bangunan Sinbashira di Jepang.
“Di pagoda-pagoda tiang Jepang itu, ada struktur yang setara dengan tiang Beti ini atau Sinbashira. Bentuk arsitekturnya ini setara dengan yang di Meru ini ya yaitu pagoda Jepang,” kata dia menjelaskan terdapat kesamaan pada kedua bangunan tersebut.
Ia mengatakan, adanya perubahan dan penyesuaian gaya arsitektur tersebut menciptakan lahirnya bhineka tunggal ika dalam bidang arsitektur di nusantara.
“Keberagaman tadi mewakili bhineka, lalu mewakili perubahan artinya mewakili perkembangan di masing-masing pulau. Tunggal ika tadi melambangkan ada semacam relasi diantara pulau-pulau di antara benua,” kata dia. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman