Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengenang ucapannya beberapa waktu lalu yang pernah menganggap operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah tindakan kampungan.
"Orang marah sama saya waktu saya bilang dulu OTT kampungan," kata Luhut saat konferensi pers di acara Temu Bisnis Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Tahap VIII di ICE BSD, Tangerang Selatan, Selasa, (17/9/2024).
Luhut menilai kalau OTT itu bisa diminimalisir dengan digitalisasi lewat sebuah program bernama e-katalog. Pengadaan barang lewat online ini dianggapnya mampu menekan angka korupsi di Indonesia.
Ia bercerita, ketika program e-katalog ini dimulai, memang awalnya hanya 50 ribu item yang terdaftar. Tapi sekarang datanya sudah mencapai 9,4 juta item.
"Karena dengan digital kita membangun ekosistem, orang enggak bisa curi, tidak bisa mencuri. Kenapa? Karena semua dengan mesin, anda deal dengan mesin," tuturnya.
Luhut memamerkan kalau e-katalog ini sudah dalam versi keenam. Dengan sistem terbaru ini, publik bisa mengetahui adanya anomali harga pengadaan barang pemerintah.
Ia kemudian menyinggung lagi soal OTT yang mengungkap korupsi dengan nominal Rp 50-100 juta yang dinilainya adalah drama. Padahal itu bisa diatasi lewat sebuah sistem.
"Ini supaya membentengi. Jadi negeri ini harus kita bangun, kita bawa membangun, kita bawa untuk membangun dalam satu sistem. Jadi bukan OTT-OTT, OTT Rp 50 juta, Rp 100 juta, ramai jadi drama," timpal dia.
Lebih lanjut Luhut menilai program e-katalog ini bisa membuat KPK hemat ratusan triliun terkait uang negara.
Baca Juga: Luhut Buktikan Digitalisasi Lebih Baik Dibanding OTT KPK Buat Hemat Uang Negara
"Sekarang anda tidak tahu, selama satu tahun terakhir ini berapa ratus triliun yang dihemat KPK? Orang coba dihitung berapa ratus triliun? Satu komputer, lapor ke saya, satu pembelian laptop, satu item, itu bisa menghemat berapa, 40 persen dari berapa triliun," tandasnya.
Berita Terkait
-
Luhut Buktikan Digitalisasi Lebih Baik Dibanding OTT KPK Buat Hemat Uang Negara
-
Kaesang Butuh Waktu Sebulan untuk Ngaku Numpang Private Jet Teman, Kini Dicibir: Alibi Sudah Ketemu
-
KPK Butuh Waktu 30 Hari untuk Analisa Klarifikasi Jet Pribadi Kaesang
-
Ini yang Akan Dilakukan KPK Usai Dengar Klarifikasi Kaesang soal Jet Pribadi
-
Andovi da Lopez Bilang Ingin Jadi Ketua KPK, Ahok: Nggak Takut Dimusuhin?
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
50 Kode Redeem FF 22 Desember 2025: Borong Mystery Shop dan Klaim Bundle Gratis
-
5 Pilihan HP dengan Chipset Snapdragon 820, Performa Ngebut Harga di Bawah Rp3 juta
-
22 Kode Redeem FC Mobile 22 Desember 2025: Sikat Gareth Bale dan Ribuan Gems Spesial
-
Operator Seluler Tak Boleh Simpan Data Biometrik Penduduk untuk Registrasi SIM Card
-
Registrasi SIM via Face Recognition, Pemerintah Diminta Ingat Lagi Kasus Kebocoran Data Dukcapil
-
Langkah Mudah Menyambungkan Laptop ke Internet Lewat Ponsel, Simak Caranya
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan NFC: Kirim File dan Pakai E-Wallet Makin Praktis
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
40 Kode Redeem FC Mobile Siang Ini, Klaim Pemain Legendaris Jaap Stam
-
60 Kode Redeem FF Gratis untuk Dapatkan Skin Senjata M1887 SG Ungu Hari Ini