Suara.com - Belanja daring melalui platform social commerce (s-commerce) semakin digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama menjelang momen besar seperti Lebaran. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, ada ancaman keamanan siber yang patut diwaspadai. Serangan Phishing mengintai belanja online.
Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengingatkan pengguna untuk lebih berhati-hati terhadap modus penipuan phishing yang semakin marak di berbagai platform belanja daring.
Phishing merupakan teknik penipuan yang bertujuan mencuri data pribadi, seperti kredensial akun dan informasi keuangan, melalui email, pesan teks, atau situs web palsu.
Menurut Kaspersky yang dikutip dari ANTARA pada Rabu (26/3/2025), selama tahun 2024, teknologi anti-phishing mereka telah mendeteksi lebih dari delapan juta upaya phishing yang menargetkan pengguna di Indonesia. P
ara penipu bahkan menggunakan halaman palsu di TikTok Shop untuk mencuri data penjual dan konsumen, yang berpotensi menyebabkan kerugian finansial dan reputasi.
Seiring meningkatnya transaksi di platform s-commerce, potensi ancaman siber juga semakin tinggi. Data dari Statista memperkirakan bahwa pada tahun 2028, sekitar 22 persen dari seluruh transaksi e-commerce global akan berasal dari s-commerce.
Di Indonesia sendiri, survei menunjukkan bahwa 60 persen masyarakat merasa puas dengan belanja di s-commerce, sementara 40 persen lainnya masih menunggu inovasi lebih lanjut.
Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, menyatakan bahwa era digital telah mengubah cara masyarakat berbelanja.
Jika sebelumnya transaksi hanya dilakukan di toko fisik atau pasar tradisional, kini belanja dapat dilakukan dengan mudah melalui platform seperti TikTok, Instagram, dan Facebook.
Baca Juga: Awas! Penipuan Netflix Berkedok Email AI Incar Rekening Bank Anda
Namun, ia juga mengingatkan bahwa perkembangan ini harus diimbangi dengan kesadaran terhadap risiko keamanan yang menyertainya.
Ancaman phishing bukan hanya terjadi pada individu, tetapi juga dapat menyerang pelaku bisnis. Para penipu dapat menyamar sebagai pelanggan yang sah untuk memperoleh informasi kartu kredit atau data login penjual.
Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan pelanggan serta merugikan usaha kecil yang mengandalkan s-commerce untuk memperluas pasar mereka. Oleh karena itu, memahami cara mengidentifikasi dan menghindari phishing menjadi hal yang krusial.
Untuk membantu pengguna menghindari phishing, Kaspersky membagikan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Jangan Mengklik Tautan Mencurigakan
Hindari mengklik tautan yang dikirimkan melalui pesan media sosial, SMS, atau email jika sumbernya tidak dapat diverifikasi. - Kenali Saluran Resmi Bank Digital
Pastikan untuk hanya berkomunikasi melalui saluran resmi seperti situs web, media sosial, atau WhatsApp dari bank yang digunakan. - Berbelanja di Situs yang Aman
Periksa alamat URL situs belanja yang digunakan. Pastikan menggunakan situs dengan protokol keamanan HTTPS dan ikon gembok di bilah alamat peramban. - Gunakan Kata Sandi yang Kuat
Buat kata sandi unik dan kuat untuk setiap akun daring guna mengurangi risiko peretasan. - Berhati-hati dengan Informasi yang Diminta
Jangan membagikan informasi pribadi atau keuangan melalui telepon, pesan teks, atau email yang tidak dapat dipastikan keasliannya. - Gunakan VPN saat Berbelanja di Wi-Fi Publik
Jika harus mengakses akun perbankan atau berbelanja daring melalui jaringan Wi-Fi publik, gunakan VPN untuk melindungi data dari peretas. - Simpan Bukti Transaksi
Simpan catatan semua transaksi daring dan segera periksa jika ada aktivitas mencurigakan. - Gunakan Perangkat Lunak Keamanan Siber
Instal solusi keamanan yang dapat mendeteksi dan memblokir situs phishing serta mencegah malware.
Selain itu, edukasi mengenai keamanan siber juga perlu terus digalakkan. Masyarakat harus diberikan pemahaman mengenai berbagai modus penipuan yang berkembang agar dapat lebih waspada.
Pihak penyedia platform juga memiliki peran penting dalam memastikan ekosistem belanja daring yang lebih aman dengan meningkatkan sistem keamanan dan memverifikasi penjual yang bertransaksi di platform mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam
-
LG Pastikan TV Lolos Standar Global Lewat 500 Tes Ketat
-
5 HP 2 Jutaan Kamera Terbaik dan RAM Besar untuk Hadiah Anak di Akhir Semester
-
5 Tablet 2 Jutaan dengan SIM Card, Tak Perlu Wifi dan Bisa Pakai WhatsApp
-
7 HP RAM Besar Kamera Bagus Harga Terjangkau, Bebas Multitasking Tanpa Nge-Lag!
-
31 Kode Redeem FC Mobile Aktif 19 November: Ada Ribuan Gems, Pemain 111-113, dan Glorious
-
Teaser Beredar ke Publik, Fitur dan Warna POCO F8 Ultra Terungkap
-
5 Rekomendasi Smartwatch dengan Fitur AI, Ada yang Bisa Pakai ChatGPT
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan yang Ada NFC untuk Game dan Pembayaran Digital