Tekno / Tekno
Rabu, 28 Mei 2025 | 07:21 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan (Artifial Intelligence/AI].

Suara.com - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang kini terus berkembang tetap harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi transformasi digital.

Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Aju Widya Sari, mengingatkan pentingnya kesiapan SDM ini sebagai fondasi utama dari menghadapi transformasi digital yang terus berkembang.

Sektor telekomunikasi menjadi salah satu sektor strategis dari perkembangan teknologi AI.

"Tingginya penetrasi smartphone di Indonesia, AI dapat menjadi alat pemerataan akses layanan digital," ucapnya dalam diskusi di ajang Selular Award 2025, dengan tema "Capitalizing On he AI Revolution, Jakarta belum lama ini.

Menurut dia, AI di industri telekomunikasi telah dimanfaatkan untuk meningkatkan customer experience, seperti penggunaan asisten virtual, personalisasi layanan, hingga keamanan jaringan.

Namun, Aju mengingatkan bahwa membangun ekosistem AI yang kuat membutuhkan tiga pilar utama, yakni people, platform, dan policy.

Hal ini yang lihatnya pentingnya peran SDM dalam menghadapi transformasi digital jika tidak ingin menemukan hambatan besar.

Sementara itu, infrastruktur digital yang mumpuni juga menjadi hal penting dari sisi perkembangan teknologi AI pada platform.

Yakni, mulai dari pusat data, GPU, layanan cloud, hingga akses data berkualitas tinggi.

Baca Juga: Teknologi AI di Google Maps Bikin Biaya Operasional Hemat 30%

Sementara dari sisi kebijakan, regulasi yang adaptif tetapi tetap menjunjung etika dan keamanan menjadi kunci utama.

"Indonesia memiliki visi besar menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di dunia berbasis inovasi, inklusivitas, dan kedaulatan teknologi," pesan Aju.

Untuk mencapai visi tersebut, menurutnya, salah satunya perlu didorong pemanfaatan AI.

"Teknologi AI harus dijadikan sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi," tambah dia.

Menurt Aju, kecerdasan buatan atau AI berpotensi secara signifikan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat sehingga berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia termasuk transformasi pada industri.

"Pertanyaan yang timbul saat ini bukan lagi apakah kita akan memanfaatkan AI, melainkan sejauh mana kita bisa memaksimalkan potensi AI secara inklusi dan strategis," ujarnya.

Aju menambahkan, industri yang saat ini diproyeksikan akan mendapatkan manfaat paling besar dari revolusi AI mencakup sektor kesehatan melalui diagnosa berbasis AI, pengembangan obat lebih cepat, dan telemedicine yang dipersonalisasi, sektor pertanian melalui pemanfaatan hasil panen, prediksi cuaca, dan otomatisasi irigasi berbasis data.

Diskusi dengan tema "Capitalizing On he AI Revolution" di ajang Selular Award 2025, Jakarta, belum lama ini. [Suara.com/Dythia]

"Di sisi lain, kami juga ingin membuat regulasi AI yang mampu melindungi semua pihak dari bahayanya kejahatan siber hingga pencurian data," sambungnya.

CEO sekaligus Editor in Chief Selular Media Network, Uday Rayana melihat, seiring berkembangnya AI atau Kecerdasan Buatan, berbagai industri dan sektor berlomba-lomba menentukan perangkat dan sistem mana yang akan diterapkan dalam organisasi mereka untuk mencapai hasil ekonomi yang diharapkan.

"Dengan semakin meluasnya penggunaan AI, kebutuhannya akan data juga menjadi sangat penting. Perusahaan memerlukan pemrosesan yang lebih lancar untuk memfasilitasi permintaan ini agar kepuasan konsumen tetap terjaga," jelasnya.

Sementara itu, Ronni Nurmal yang merupakan Director & Head of Government and Industry Relations mengatakan jika pemanfaatan AI sangat berdampak kepada Ericsson.

"Seperti kita ketahui, belakangan ini ada kenaikan penggunaan AI, dan bagi Ericsson telah memanfaatkan AI untuk sisi operasional maupun dari sisi bisnis kami," ujarnya.

Hal senada juga Chief Enterprise Business Officer XLSmart for Business, Feby Sallyanto ungkapkan. Feby mengatakan ada enam dampak yang perusahaannya alami usai mengadopsi AI.

"Manfaat AI di XLSmart yakni efisiensi tim penjualan, strategi marketing yang lebih cerdas, enchance home productivity. Selain itu, juga penguatan produk enterprise fiber to the X, AI Led network dicision, hingga produktivitas SDM," ujar Feby.

Selain itu, Trihan Marsudi selaku GM Network Digitalization and Analytic Platform Telkomsel menjelaskan jika perlu adanya AI untuk mengontrol produk hingga membantu para pelanggannya.

"Pelanggan kami yang lebih dari 150 juta tentu sangat sulit jika harus dipantau secara manual. Kini dengan bantuan AI, Telkomsel bisa cepat memantau jaringan hingga perbaikan yang cepat jika ada masalah," jelasnya.

Load More