Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada bulan Desember 2020 surplus sebesar 2,1 miliar dolar AS.
Angka surplus ini didapat dari raihan nilai ekspor yang mencapai 16,5 miliar dolar AS dan impor yang mencapai 14,4 miliar dolar AS pada Desember 2020.
Alhasil sepanjang tahun 2020, neraca dagang Indonesia total mengalami surplus sebesar 21,74 miliar dolar AS, surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai 163,31 miliar dolar AS atau turun 2,61 persen dari 67,68 miliar dolar AS pada 2019.
Sementara impor mencapai 141,57 miliar dolar AS atau turun 17,34 persen dari 171,28 miliar dolar AS pada periode yang sama.
"2020 ini luar biasa dengan adanya pandemi sehingga permintaan turun, tapi dengan penurunan 2,61 persen, sebenarnya kondisi kita tidak buruk," kata Kecuk dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/1/2021).
Dari data yang disampaikan terlihat bahwa ekspor secara tahunan untuk migas turun 29,52 persen, pertanian naik 13,98 persen, industri pengolahan naik 2,95 persen, dan pertambangan turun 20,7 persen.
Sedangkan impor tahunan berasal dari barang konsumsi yang turun 10,93 persen, bahan baku penolong minus 18,32 persen, dan barang modal melorot 16,73 persen.
Sementara secara bulanan, Indonesia membukukan surplus dagang senilai 2,1 miliar dolar AS pada Desember 2020.
Capaiannya lebih rendah dari 2,61 miliar dolar AS pada November 2020, namun lebih tinggi dari 28,2 juta dolar AS pada Desember 2019.
Baca Juga: Neraca Dagang November 2020 Surplus 2,62 Miliar Dolar AS
Pemicu dirilisnya neraca dagang ini disebabkan membaiknya sejumlah harga komoditas seperti minyak, kelapa sawit, batubara hingga logam mineral lainnya.
"Desember ini banyak komoditas yang meningkat harga, antara lain batu bara, minyak, kernel, minyak kelapa sawit tembaga, nikel, alumunium, timah," paparnya.
Dia mencontohkan untuk harga semisal Indonesian Crude Price (ICP) pada November 2020 40,67 dolar AS per barel naik jadi 47 dolar AS per barel pada Desember 2020.
Tak hanya itu harga Batubara pada Desember juga mengalami kenaikan yang luar biasa sebesar 28,39 persen, sementara tahunan mencapai 25,5 persen, minyak kelapa sawit juga naik secara bulanan sebesar 6,62 persen, sementara secara tahunan naik 28,13 persen.
"Peningkatan dari 2 komoditas ini akan berpengaruh besar," kata Kecuk.
Sehingga kata dia pergerakan ekspor pada Desember 2020 termasuk menggembirakan karena nilainya yang tertinggi selama 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sinyal Bearish Bitcoin: Waspada Bull Trap di Tengah Ketidakpastian Makro Global
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
Viral BBM Bobibos, Kementerian ESDM Jelaskan Langkah Agar Bisa Dijual Bebas
-
Emiten TRON Fokus Garap Bisnis Infrastruktur Kendaraan Listrik
-
Apa Benar Emiten Properti DADA Berkantor Dekat Warung Kelontong? Manajemen Beri Pembelaan
-
Lowongan Kerja OJK PCAM 9 dan MLE: Kualifikasi, Syarat dan Cara Pendaftaran
-
Menkeu Purbaya: Mana Pemain Saham Gorengan yang Sudah Ditangkap?