Suara.com - Larangan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) kepada dua tim yakni Persebaya Surabaya dan Arema Indonesia untuk bertanding dalam kompetisi kasta tertinggi Indonesia karena terganjal legalitas, diabaikan kedua klub.
BOPI sebagai kepanjangan tangan pemerintah sepertinya tidak mempunyai kuasa, sehingga PSSI dan PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi tetap membiarkan dua tim yang bermasalah itu bermain.
Arema Cronus Indonesia yang bertanding Sabtu (4/4/2015) malam, bermain imbang 4-4 dengan tamunya Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sementara itu, Persebaya Surabaya pun telah melaksanakan pertandingannya melawan Mitra Kukar di Gelora Bung Tomo Surabaya, Minggu (5/4/2015) petang. Tim berjuluk "Bajul Ijo" itu mampu mengatasi perlawanan tamunya Mitra Kukar dengan skor tipis 1-0, dan gol tunggal itu dicetak oleh Slamet Nur Cahyono pada menit ke-16.
Tetap berlangsungnya pertandingan kedua tim asal Jawa Timur tersebut menunjukkan lemahnya BOPI dalam keputusannya terkait larangan kedua tim untuk mengikuti Liga Super Indonesia (LSI).
BOPI telah menetapkan hanya 16 dari 18 klub yang direkomendasikan mengikuti kompetisi pada musim 2015-2016 yang dimulai 4 April 2015, karena 16 tim itu telah memenuhi persyaratan dan ketentuan.
Ketua BOPI Noor Aman dalam konfrensi pers di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, mengatakan setelah melakukan verifikasi secara seksama dan objektif serta dilihat dari temuan yang ada di lapangan hanya ada 16 klub yang lolos.
Dari 16 klub yang direkomendasikan, lima klub masih memiliki catatan karena belum memenuhi persyaratan yakni Mitra Kukar, Persela Lamongan, Gresik United, Perseru Serui, dan Pelita Bandung Raya.
Namun, dua klub tidak direkomendasikan karena tidak memenuhi persyaratan legalitas klub lantaran kepemilikan ganda, yaitu Persebaya Surabaya dan Arema Malang.
Menurut CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, dimentahkannya rekomendasi BOPI karena PT Liga Indonesia kesulitan mengatur ulang jadwal yang telah disusun apabila kompetisi hanya digelar dengan 16 klub.
Selain itu, PT Liga juga menyayangkan sikap BOPI yang tidak dari awal mempermasalahkan persoalan legalitas dari dua tim Arema dan Persebaya.
"Dari awal yang dipersoalkan masalah pajak, jadi penekanan PT Liga ke klub, ya terkait dengan pajak. Namun, belakangan BOPI mempermasalahkan legalitas klub," katanya di Jakarta.
Rebutan sumber uang?
Pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo, mengatakan kedua organisasi yakni PSSI dan BOPI dibentuk bukan untuk saling berkonflik atau bermasalah, melainkan harus bisa bekerja sama dalam menata sepak bola Nasional ke arah profesional.
"Di lain negara sudah merencanakan bagaimana timnya bisa lolos Piala Dunia, tapi mengapa di Indonesia masih sibuk mengurusi internal dan permasalahan dan profesionalitas liga?" ucap Anton yang juga wartawan senior.
Seharusnya, kata Anton, dua organisasi itu dibentuk untuk saling menuju profesionalitas sepak bola Indonesia, sebab selama ini terlihat berjalan sendiri-sendiri dalam mengambil keputusan.
"PSSI juga harus ikut dalam program pemerintah, sebab selama ini saya melihat mereka cukup arogan dan tidak bisa bersinergi. Ini mungkin karena kompetisi ini adalah sumber bisnis yang cukup besar," katanya.
Anton sendiri menyarankan agar BOPI lebih fleksibel dalam mengambil keputusan, seperti memberi "dead-line" atau batasan waktu kepada dua tim untuk segera menyelesaikan masalah legalitas hingga pertengahan musim, dan tidak langsung melarang mereka bermain.
"Dua tim itu sudah bermain dan yang bisa dilakukan BOPI adalah mencabut keputusan awal dan mengganti agar dua tim bisa memenuhi legalitas hingga pertengahan musim, atau memberi batasan. Apabila tidak bisa boleh dilarang bermain pada musim depan," katanya.
Anton menjelaskan, permasalahan ini bisa selesai apabila antara BOPI dan PSSI sama-sama tidak arogan dan duduk bersama untuk mengambil keputusan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Hasil dan Klasemen BRI Super League Usai Persija Kalah Kontroversial dari Semen Padang
-
Klausul Rp170 Miliar Menguap? Liverpool Dapatkan Penain Ini Gratis, Barcelona Rugi Bandar
-
Bikin Gebrakan, I.League Permanenkan Wasit Asing untuk Pimpin Super League 2025/2026
-
Media Asing: PSSI Tawarkan Gaji Tinggi Tak Bisa Ditolak John Herdman
-
I.League Sambut Positif Pemain Keturunan yang Main di BRI Super League
-
Yudai Yamamoto Jadi Wasit Asing Pertama yang Dapatkan Kontrak Penuh di Indonesia
-
Sergio Conceicao Buka Suara soal Masa Kelamnya di AC Milan, Tak Didukung Manajemen
-
Peter Schmeichel Bongkar Masalah Utama Manchester United Usai Alami Kekalahan Kelima Musim Ini
-
John Herdman Pernah Disanksi Federasi Kanada Akibat Perilaku Tak Sportif
-
Eks Bomber MU Jagokan Liverpool Juara Liga Inggris Musim Ini, Bercanda atau Serius?