Suara.com - Pelatih Timnas Wales Robert Page ngamuk pemainnya dilarang pakai ban kapten pelangi OneLove sebagai dukungan ke kaum LGBT atau homoseksual di pertandingan Piala Dunia 2022. Bahkan Page mengatakan "gila" sampai diancam dikartu kuning dan disanksi.
Wales merupakan satu dari 7 negara yang berkomitmen untuk mengenakan ban lengan. Ini untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas LGBTQ+. Sementara dalam hukum syariah Islam Qatar, LGBT atau homoseksual dilarang di sana.
FIFA mengumumkan setiap pemain yang memakainya akan langsung diberikan kartu kuning.
Menjelang pertandingan melawan Amerika Serikat, Senin malam kemarin, Page mengungkapkan kemarahannya.
"Kami tidak senang, tentu saja tidak. Sudah dibuat sangat terlambat sekarang menjelang pertandingan sehingga itu di luar kendali kami. Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu," kata Page dikutip dari Metro.
"Saya tidak akan mengambil risiko Gareth Bale pergi ke lapangan sudah mendapat kartu kuning. Ini gila," lanjutnya.
Sebelumnya, Timnas Inggris batal pakai ban kapten pelangi OneLove di Piala Dunia 2022 Qatar. Termasuk timnas Wales dan beberapa negara Eropa lain. Menggunakan ban kapten itu terancam kena kartu kuning.
Sebelumnya, Kapten dari sembilan negara, termasuk Harry Kane dari Inggris dan Gareth Bale dari Wales, telah merencanakan untuk mengenakan ban kapten untuk mempromosikan keragaman dan inklusi, termasuk untuk membela hak-hak LGBT atau homoseksual.
Namun itu batal. Karena masing-masing tim tidak mau terkena saksi dari FIFA.
"Kami sangat frustrasi dengan keputusan FIFA yang kami yakini belum pernah terjadi sebelumnya," bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari BBC.
Badan pengatur mengatakan mereka telah menulis kepada FIFA pada bulan September untuk memberi tahu mereka tentang ban lengan OneLove tetapi tidak mendapat tanggapan.
"FIFA sangat jelas akan menjatuhkan sanksi olahraga jika kapten kami mengenakan ban lengan di lapangan permainan," tambah pernyataan itu.
"Kami siap membayar denda yang biasanya berlaku untuk pelanggaran peraturan kit dan memiliki komitmen kuat untuk mengenakan ban kapten."
"Namun, kami tidak dapat menempatkan pemain kami dalam situasi di mana mereka mungkin akan dipesan atau bahkan dipaksa untuk meninggalkan lapangan pertandingan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Arsenal di Ambang Rekor! Peluang Kuat Raih Empat Gelar Juara
-
Carlos Perreira Puji Kebangkitan Laskar Sape Kerrab di Kanjuruhan
-
Evaluasi Total Arema FC Setelah Puasa Kemenangan 4 Laga Beruntun
-
4 Fakta Menarik Kemenangan Arsenal Atas Crystal Palace di Perempat Final Piala Liga Inggris
-
Daftar Tim Semifinal Carabao Cup 2025/2026: Manchester City Siap Duel Sengit Melawan Newcastle
-
Miliano Jonathans Makin Terbuang dari FC Utrecht, Siap Hengkang Bulan Depan?
-
Manchester United Krisis Pemain, Paksa Joshua Zirkzee Tetap Bertahan di Old Trafford
-
Alexander Isak Absen 2 Bulan Akibat Operasi Engkel Jelang Laga Liverpool vs Wolves
-
Penyerang Real Madrid Resmi Jadi Musuh Calvin Verdonk
-
Hasil Arsenal vs Crystal Palace: Meriam London Melaju ke Semifinal Carabao Cup Lewat Drama Penalti