Suara.com - Pemain AS Monaco, Mohamed Camara mendapat 'serangan' dari dua pejabat Prancis setelah menutup pesan dukungan terhadap LGBT yang ada di bagian depan jersey timnya saat pertandingan terakhir Ligue 1 2023-2024, Minggu (19/5/2024).
Ligue 1 Prancis mengampanyekan gerakan tahunan melawan diskriminasi pada matchday terakhir kompetisi di mana masing-masing tim mengenakan lencana yang bertuliskan kata "homofobia" yang dicoret.
Namun, gelandang Monaco Mohamed Camara menutup lencana tersebut saat timnya menang 4-0 atas Nantes. Dia juga menolak foto pra-pertandingan di mana seluruh pemain berdiri di depan spanduk dengan pesan yang sama.
Baca juga: Nathan Tjoe-A-On Akui Sesak Napas, Jadi Alasan Kick Off Timnas Indonesia vs Irak Maju?
Menteri Olahraga Perancis Amélie Oudéa-Castéra menyebut tindakan Camara "tidak dapat diterima" dan menyerukan "sanksi tegas" terhadap pemain dan klub.
Aurore Bergé, Menteri Kesetaraan Perancis, juga mengutuk Camara di media sosial.
“Homofobia bukanlah sebuah opini, itu sebuah kejahatan,” tulisnya di X, seperti dikutip dari ESPN, Selasa (21/5/2024).
“Dan homofobia bisa membunuh. Harus ada hukuman tegas bagi Mohamed Camara.”
Baca juga: Hitung-hitungan Potensi Timnas Indonesia Bakal Tampil di Olimpiade 2024 Paris Jika Israel Dicoret
Baca Juga: Cuma Hitungan Bulan, Olympique Marseille Resmi Pecat Gennaro Gattuso
Mohamed Camara bukan pesepak bola pertama yang mendapat tekanan setelah mengambil sikap pribadi untuk tidak mendukung kampanye tersebut.
Sebelumnya, penyerang Toulouse dan Timnas Maroko, Zakaria Aboukhlal, dicoret dari tim setelah menolak untuk mengampanyekan hal itu. Hal itu terjadi tahun lalu.
Toulouse saat itu secara sepihak memberi sanksi kepada para pemain yang menolak kampanye itu tetapi ironisnya menyebut tim "menghormati pilihan individu".
"Toulouse Football Club telah memilih untuk meninggalkan pemain-pemain dimaksud dari pertandingan [melawan Nantes]," demikian rilis resmi Toulouse pada Mei tahun lalu.
Pada 2022, gelandang Everton kelahiran Senegal Idrissa Gueye, yang saat itu bermain untuk Paris Saint-Germain, menolak untuk berpartisipasi dalam permainan yang mengharuskan pemainnya mengenakan kaos dengan nomor berwarna pelangi.
Presiden Senegal Macky Sall secara terbuka mendukung Gueye, dengan menyatakan "keyakinan agamanya harus dihormati."
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Belum Pensiun, Juan Mata Lanjutkan Petualangan Gabung Melbourne Victory
-
Mees Hilgers Dibekukan FC Twente, Timnas Indonesia Tanggung Kerugian
-
Bikin 9 Penyelamatan, Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Masuk Best XI Serie A Italia
-
Buriram United Pecundangi JDT, Arif Aiman Tak Berkutik Lawan Shayne Pattynama
-
Kata-kata Kevin Diks di Tengah Krisis Kemenangan Borussia Monchengladbach
-
Drama 8 Gol, Duel Juventus vs Borussia Dortmund Berakhir Imbang
-
Dewa United Resmi Datangkan Bek Kanan dari Liga Bulgaria
-
Pelatih Cremonese Anggap Emil Audero sebagai Aset Klub
-
Persija Jakarta Hadirkan Pengalaman Berkesan untuk Peserta Photography Workshop di JIS
-
Arsenal Petik Kemenangan di Laga Perdana Liga Champions, Sikat Athletic Club 2-0