Suara.com - Torino merupakan klub sepak bola Italia yang bermain di kasta tertinggi kompetisi Negeri Pizza yaitu Serie A. Klub ini punya sejarah panjang dan pasang surut dalam perjalanannya.
Klub ini belakangan jadi perbincangan netizen Indonesia karena muncul rumor bahwa mereka tertarik mendatangkan bek Timnas Indonesia, Jay Idzes.
Munculnya rumor ini karena pelatih Torino sebelumnya, Ivan Juric, dikabarkan tidak akan memperpanjang kontraknya yang habis pada 30 Juni 2024.
Salah satu kandidat penggantinya disebut adalah pelatih Venezia, Paolo Vanoli. Ia sukses membawa Venezia promosi ke Serie A 2024/25.
Jay Idzes merupakan salah satu pemain Venezia yang selalu diandalkan oleh Vanili dalam kesuksesan mereka promosi. Sehingga muncul rumor kalau Vanoli akan ikut memboyong Idzes jika hengkang ke Torino.
Sejarah Torino
Cikal bakal klub ini sudah muncul sejak akhir abad 19 di Kota Turin, kota yang sama tempat berdirinya klub raksasa Italia, Juventus.
Torino juga menjadi salah satu klub yang turut andil dalam membentuk Serie A. Torino kemudian resmi berdiri pada 3 Desember 1906 oleh sekelompok 23 orang yang dipimpin Alfredo Dick.
Pertandingan resmi pertama Torino hadir pada 16 Desember 1906 dan derbi pertama dengan rival sekota Juventus hadir pada 13 Januari 1907.
Baca Juga: Ada Isu Jay Idzes Bakal Dibajak ke Klub Italia Torino, Begini Ceritanya
Pada kompetisi pertama Serie A di tahun 1907, Torino mengalahkan Juventus untuk menjadi runner-up di belakang AC Milan.
Sempat mengalami masa-masa sulit akibat Perang Dunia I, Torino meraih gelar Scudetto pertama mereka di musim 1927/1928.
Era kejayaan dalam sejarah mereka tiba antara 1942/43 dan 1948/49, ketika tim yang saat ini dikenal dengan ‘Il Grande Torino’ yang setara dengan ‘Quinquennio’ milik Bianconeri yang memenangkan lima scudetto beruntun.
Degradasi
Namun setelah era kejayaan muncul tragedi, seluruh pemain yang tergabung dengan tim ‘Il Grande Torino’ tewas dalam kecelakaan pesawat di bu
Setelah waktu-waktu yang sulit dan dipengaruhi oleh trauma besar pasca kecelakaan pesawat, Torino akhirnya terdegradasi ke Serie B pada 1958/59.
Tapi Torino langsung bisa promosi ke Serie A semusim berikutnya. Di masa-masa itu, Torino mencoba bangkit dan meraih era keemasan dengan scudetto lainnya pada 1975/76.
Torino sempat kembali terdegradasi ke Serie B pada akhir musim 1988/89. Namun, lagi-lagi hanya satu musim berikutnya mereka mampu promosi ke Serie A.
Laju apik mereka terus berlanjut ke kompetisi Eropa dengan menjadi runner-up UEFA Cup (sekarang Liga Champions) 1991/92 usai kalah gol tandang dari Ajax Amsterdam.
Kebangkrutan Torino
Usai laju apik selama bertahun-tahun itu, Torino mulai mengalami masalah finansial sejak pertengahan 1990-an. Mereka berganti-ganti presiden dan jajaran manajerial.
Pada tahun 2005, FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) akhirnya mengeliminasi Torino dari seluruh kompetisi karena masalah finansial.
Torino pun harus turun ke Serie B dalam upaya mereka membangun lagi klub hingga berganti nama baru menjadi Torino F.C.
Namun, mereka mampu kembali ke Serie A pada musim 2006/07. Sempat terdegradasi lagi ke Serie B selama tiga musim (2009/10-2011/12), Torino kembali ke Serie A dan bertahan hingga sekarang.
Mereka pun kembali bermain di Liga Europa pada musim 2014/15 yang menjadi penampilan pertama mereka di kompetisi Eropa sejak 1994.
Stadion
Torino memainkan laga kandang mereka di Stadion Olimpico Turin (Olimpico Grande Torino), arena yang menjadi tuan rumah pembukaan dan penutupan Olimpiade musim dingin 200 dan kemudian menjadi stadion sepak bola setelah laga tersebut berakhir.
Dibangun di masa Benito Mussolini pada 1932 dan awalnya di beri nama sebagai penghormatan terhadap Il Duce, arena tersebut kemudian disebut Stadio Communale sebelum direnovasi.
Arena dengan kapasitas 27,900 tersebut menjadi salah satu stadion yang digunakan pada Piala Dunia 1934, dan juga menjadi kandang Torino dan Juventus dari tahun 50an hingga 1989, ketika Bianconeri kemudian pindah ke Stadio delle Alpi (dan kini Juventus Stadium).
Prestasi Torino:
7x Juara Serie A
5x Juara Coppa Italia
3x Juara Serie B
1x Juara Mitropa Cup.
Kontributor: Aditia Rizki
Berita Terkait
-
Ada Isu Jay Idzes Bakal Dibajak ke Klub Italia Torino, Begini Ceritanya
-
Naik Level, Jay Idzes Diincar Klub Serie A yang Sudah 7 Kali Juara
-
Aturan Berubah, Jay Idzes Bisa Tanpa Hambatan Jadi Orang Indonesia Pertama Tampil di Serie A Italia
-
5 Striker Top Serie A yang Akan Dihadapi Jay Idzes Musim Depan
-
4 Alasan Masyarakat Indonesia akan Nonton Serie A Musim Depan, Salah Satunya Ada Jay Idzes
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Rapor Nathan Tjoe-A-On Lawan vs Tim Geypens: Derby Indonesia di Eerste Divisie
-
Alami Cedera di Emirates! Gabriel Magalhaes Tersungkur Saat Bela Brasil, Arteta Pusing Berat
-
MU Menyimpang, Eric Cantona Lebih Pilih Dukung Klub Kasta Ketiga
-
Panas! Emiliano Martinez dan Gattuso Saling Serang Gegara Format Kualifikasi Piala Dunia
-
Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp1,3 T Jagokan AC Milan Raih Scudetto
-
James de Vos Wonderkid FC Utrecht, Pemain Keturunan Semarang Paket Komplet
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Here We Go! Update Pelatih Timnas Indonesia, Timur Kapadze Tinggal Tanda Tangan
-
Manchester City Sudah Tentukan Pengganti Pep Guardiola, Siapa Dia?
-
Timnas Brasil Mengerikan Lagi: Kebangkitan Casemiro di Era Carlo Ancelotti