Era kepemimpinan Djohar Arifin (2011-2015) tercatat sebagai periode dengan jumlah pemain naturalisasi terbanyak.
Sebelas nama baru menghiasi skuad Garuda, di antaranya Tonnie Cussell, Ruben Wuarnabaran, Stefano Lilipaly, dan Raphael Maitimo. Menariknya, tidak semua pemain naturalisasi pada periode ini memiliki darah Indonesia.
Pada masa kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Joko Driyono (2016-2019), lima pemain naturalisasi bergabung dengan Timnas Indonesia, termasuk Ilija Spasojevic dan Ezra Walian.
Meski jumlahnya menurun dibandingkan periode sebelumnya, proses naturalisasi tetap berlanjut.
Mochamad Iriawan yang menjabat sebagai Ketua Umum PSSI pada periode 2019-2023 terlihat lebih selektif dalam melakukan naturalisasi.
Hanya empat pemain yang dinaturalisasi pada masa kepemimpinannya, di antaranya Marc Klok, Sandy Walsh, dan Jordi Amat. Keempat pemain ini memiliki darah Indonesia.
Sejak Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI pada Februari 2023, proses naturalisasi kembali digencarkan.
Nama-nama seperti Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Justin Hubner menjadi bagian dari skuad Garuda.
Uniknya, Erick Thohir menerapkan aturan baru terkait garis keturunan pemain naturalisasi, yakni maksimal hingga kakek atau nenek.
Baca Juga: PDIP Bakal Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, karena Sudah Nurut ke Megawati?
Aturan ini bertujuan untuk mempercepat proses naturalisasi sesuai dengan statuta FIFA.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa periode kepemimpinan Djohar Arifin merupakan masa di mana proses naturalisasi paling masif dilakukan. Namun, pada masa kepemimpinan Erick Thohir, proses naturalisasi dilakukan dengan lebih selektif dan terarah, dengan fokus pada pemain keturunan Indonesia.
Hasil naturalisasi pemain di bawah Shin Tae-yong
Dalam kurun waktu yang relatif singkat, Shin Tae-yong menorehkan prestasi-prestasi gemilang yang membuat sepak bola Indonesia kembali diperhitungkan di kancah Asia.
Sejak menukangi Timnas Indonesia pada akhir 2019, STY telah membuktikan kualitasnya sebagai seorang pelatih kelas dunia.
Dengan pendekatan taktik yang modern dan semangat juang yang tinggi, ia berhasil meramu skuad Garuda menjadi sebuah kesatuan yang solid dan sulit dikalahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Xabi Alonso Ungkap Alasan Kekalahan Berat Real Madrid di Liga Spanyol
-
Sosok Tunku Ismail: Dalang Naturalisasi Bermasalah Malaysia, Kini Salahkan Erick Thohir?
-
Kronologis Indonesia Dibawa Malaysia saat Kena Hukuman FIFA
-
Duet Maut Sandy Walsh dan Shayne Pattynama, Buriram United Jadi Mesin Pembantai di Liga Thailand
-
Pep Guardiola Sanjung Performa Jeremy Doku Saat Manchester City Hancurkan Burnley 5-1
-
Real Madrid Takluk 2-5 dari Atletico Madrid, Xabi Alonso Akui Penampilan Tim Sangat Buruk
-
Arne Slot Akui Liverpool Kesulitan Hadapi Crystal Palace Setelah Kekalahan Perdana Musim Ini
-
Ruben Amorim Ngamuk Manchester United Dikalahkan Klub Sekelas Brentford
-
5 Fakta Kekalahan Chelsea 1-3 Lawan Brighton, Klub Juara Dunia Mendadak 'Medioker'
-
Juventus Terhenti Lagi, Atalanta Tahan Imbang di Allianz Stadium