Suara.com - Nama Tijn Dikken mendadak ramai diperbincangkan di kalangan pencinta sepak bola nasional. Tijn Dikken disebut bisa langsung ikut bela Timnas Indonesia di ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 tanpa harus banyak latihan penyesuaian diri. Hanya saja dia perlu lewat naturalisasi.
Pemain keturunan berdarah Belanda-Indonesia ini disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam lanjutan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tijn Dikken adalah nama yang baru namun langsung mencuri perhatian.
Usianya masih sangat muda, baru menginjak 21 tahun, namun potensinya dianggap mampu memberi warna baru bagi skuad Garuda.
Kelahiran 3 Maret 2004 di kota 's-Hertogenbosch, Belanda, menjadikan Dikken sebagai salah satu pemain generasi emas yang saat ini berkembang bersama klub muda Eropa.
Saat ini, Dikken tercatat sebagai bagian dari FC Den Bosch U-21, salah satu akademi sepak bola yang terkenal dalam membentuk bakat-bakat muda berbakat di Belanda.
Klub ini juga memiliki reputasi kuat dalam melahirkan pemain-pemain yang akhirnya tampil di kancah Eropa.
Menariknya, Dikken bukan sekadar pemain luar negeri biasa. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari pihak ayah, tepatnya dari kakek dan neneknya.
Ini membuka peluang besar baginya untuk mendapatkan status WNI dan membela Timnas Indonesia secara resmi.
Baca Juga: Media Asing Sentil Timnas Indonesia yang Diisi Pemain Berstatus 'Pengangguran'
Dengan tinggi badan 178 cm, Dikken memiliki postur ideal untuk pemain yang beroperasi di lini tengah maupun belakang.
Ia dikenal sebagai pemain serba bisa—bisa ditempatkan sebagai gelandang tengah (central midfielder) maupun bek tengah (center back).
Fleksibilitas ini tentunya sangat dibutuhkan dalam sepak bola modern, apalagi oleh pelatih seperti Patrick Kluivert yang menganut gaya bermain dinamis.
Dalam aspek permainan, Dikken mengandalkan kaki kanan dan memiliki atribut penting seperti kekuatan fisik, kemampuan duel udara, distribusi bola yang akurat, serta visi bermain yang cukup matang untuk pemain seusianya.
Ia dikenal mampu mengatur tempo permainan dari tengah, serta memiliki ketenangan saat membangun serangan dari lini belakang.
Kemampuannya untuk bermain di dua posisi berbeda sangat penting. Sebagai gelandang bertahan, ia bisa menjadi filter pertama saat tim kehilangan bola.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Ballon dOr: Sejarah, Fakta Unik dan Daftar Pemenang Legendaris di Dunia Sepak Bola
-
Ballon dOr 2025 Digelar Malam Ini: Link Live Steaming, Siapa Favorit Juara?
-
Maarten Paes Tak Kunjung Sembuh, Emil Audero Jadi Pilihan Utama Lawan Arab Saudi dan Irak?
-
Alasan Pep Guardiola usai Didominasi Arsenal, Singgung Faktor Kelelahan
-
Jarang Main, Nilai Pasar Marselino Ferdinan Merosot
-
Mikel Arteta Bangga Dominasi Pertandingan Lawan Manchester City, Ball Possession 67 Persen
-
Dua Bintang Timnas Indonesia Bersinar di Thailand, Namanya Masuk Skuat Terbaik
-
Intip Rating Emil Audero saat Bantu Cremonese Tahan Parma
-
Alasan Ridho-Amat Gelar Latihan Khusus Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Laurin Ulrich Masih Beri Harapan untuk Bela Timnas Indonesia