Sayang konflik antar etnis membuat negara itu kemudian bubar.
Hancurnya Yugoslvia sendiri akhirnya munculkan banyak negara baru seperti Slovenia, Serbia, Montenegro, Kroasia, Bosnia-Herzegovinaosnia, Kosovo, dan Makedonia.
Uniknya 7 negara ini memiliki gaya permainan sepak bola berbeda yang dulu disatukan lewat bendera Yugoslavia.
Tak seperti kebanyakan pemain dari Eropa, gaya permainan orang Yugoslavia yang campuran dari banyak etnis membuat tim nasional negara itu cukup disegani.
Percampuran banyak etnis yang ada di Yugoslavia membuat gaya main mereka sangat jauh berbeda dengan negara dari Eropa Timur ataupun dari negara Eropa Barat.
Jika pemain dari Eropa Timur lebih mengandalkan fisik sebagai gaya bermainnya dan pemain Eropa Barat lebih fokus pada permainan tim dan taktik, gaya main Yugoslavia mencampurkan keduanya.
Bahkan lebih hebatnya lagi dalam urusan skill, pemain Yugoslavia terbilang di atas rata-rata pemain dari Eropa Timur misalnya.
Sanksi dari PBB dan FIFA
Pada 30 Mei 1992, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 757, yang menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik kepada Republik Federal Yugoslavia (yang terdiri dari Serbia dan Montenegro), sebagai buntut dari keterlibatannya dalam konflik Bosnia.
Baca Juga: Trump: AS Sukses Serang 3 Lokasi Nuklir Iran, Dunia Tercengang!
Sanksi ini mencakup larangan semua bentuk kompetisi olahraga internasional.
FIFA dan UEFA segera merespons. Pada awal Juni 1992, hanya beberapa hari sebelum dimulainya EURO 1992 di Swedia, Yugoslavia yang awalnya sudah lolos kualifikasi dan dijadwalkan bertanding, secara resmi dilarang berpartisipasi.
Sebagai penggantinya, UEFA memanggil Denmark, yang menempati peringkat kedua di grup kualifikasi.
Ironisnya, Denmark yang "hanya cadangan" justru tampil gemilang dan keluar sebagai juara Eropa 1992.
Tak hanya di level tim nasional, klub-klub Yugoslavia juga dilarang tampil di kompetisi Eropa, termasuk Red Star Belgrade yang saat itu berstatus juara bertahan Piala Champions 1991.
Banyak pemain top Yugoslavia yang berasal dari wilayah yang kemudian merdeka, seperti Kroasia atau Bosnia.
Berita Terkait
-
Trump: AS Sukses Serang 3 Lokasi Nuklir Iran, Dunia Tercengang!
-
Serangan AS ke Iran Bisa Picu Perang Dunia Ketiga, Bagaimana Sikap Indonesia?
-
Timeline Perang Iran vs Israel-AS: Dari Adu Proksi hingga Konflik Terbuka
-
Ancaman Cuaca Ekstrem di Piala Dunia 2026: Dari Gelombang Panas hingga Badai Petir
-
Ini 3 Calon Pemimpin Tertinggi Iran Jika Ali Khamenei Tewas Dalam Perang
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Viktor Gyokeres Flop, Arsenal Dirumorkan Bakal Rekrut Striker Juventus Gratis
-
Prediksi Nilai Transfer Maarten Paes ke Persib Bandung, Bakal Jadi Rekor Gila
-
Marselino Ferdinan Ungkap Makna Mendalam di Balik Perayaan Natal Jauh dari Rumah
-
Setelah Libur Natal, Jadwal Neraka Menanti Jay Idzes di Serie A Italia
-
Marc Klok Berperan dalam Pemilihan Federico Barba Jadi Kapten Persib
-
Persib vs PSM Makassar 2 Hari Setelah Natal, Bojan Hodak: Kami Sudah Terbiasa
-
Cerita Haru Mauricio Souza Relakan Perayaan Natal demi Persija Jakarta
-
Diperebutkan Duo Milan, Nilai Pasar Jay Idzes Meroket
-
Intip Statistik Kevin Diks Sepanjang 2025: Tampil Solid Meski Anak Baru di Bundesliga
-
Elkan Baggott Masih Tetap Dianggap Aset Berharga Ipswich Town Meski Cuma Main 360 Menit