Bola / Bola Indonesia
Senin, 13 Oktober 2025 | 14:50 WIB
Nama STY bergema di stadion usai Timnas Indonesia vs Irak. (instagram @republikindonesia)
Baca 10 detik
  • Media Korea Selatan menyoroti kegagalan Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 dan keputusan mengganti Shin Tae-yong dengan Kluivert.

  • Best Eleven menilai pergantian pelatih oleh Erick Thohir sebagai perjudian besar yang berakhir gagal total.

  • Teriakan nama Shin Tae-yong di stadion dianggap simbol kekecewaan dan penyesalan fans Indonesia terhadap keputusan PSSI.

Suara.com - Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 ternyata tidak hanya menjadi duka di Tanah Air, tetapi juga mendapat sorotan tajam dari media Korea Selatan.

Media Korea secara khusus menyoroti momen dramatis pasca laga, di mana nama mantan pelatih Shin Tae-yong (STY) justru menggema di stadion.

Media ternama asal Korea Selatan, Best Eleven memberikan analisis mendalam mengenai perjalanan singkat skuad Garuda di putaran keempat kualifikasi.

Dari sudut pandang mereka, keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk mengganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert adalah sebuah perjudian besar yang berakhir dengan kegagalan total.

"Indonesia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia FIFA 2026 di Amerika Utara dan Tengah," tulis laporan Best Eleven.

"Taruhan besar yang dilakukan oleh Presiden Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI), Erick Thohir, dengan memecat pelatih Shin Tae-yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai penggantinya, akhirnya berakhir dengan kegagalan besar," sambungnya.

Media tersebut juga mengulas atmosfer panas yang menyelimuti laga kontra Irak. Taktik mengulur waktu yang diterapkan oleh para pemain Irak dan kepemimpinan wasit Ma Ning dinilai menjadi pemicu frustrasi para pemain dan suporter Indonesia.

"Setelah kebobolan gol krusial, ketenangan para pemain Indonesia terguncang. Para pemain Indonesia terus-menerus mengajukan protes terhadap keputusan wasit asal China, Maning, yang memimpin pertandingan tersebut," jelas laporan itu.

"Faktanya, wasit Ma Ning gagal menghentikan permainan kasar para pemain Irak dan taktik 'time-wasting' yang dikenal sebagai 'bed football' secara tepat waktu, sehingga memicu kemarahan para pemain Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Gara-gara Ayahnya Gagal, Justin Kluivert Terpaksa Kunci Kolom Komentar Instagram

Puncak dari kekecewaan para suporter yang hadir di stadion tidak hanya diekspresikan lewat pelemparan botol, tetapi melalui sebuah aksi yang jauh lebih simbolis.

Setelah peluit panjang dibunyikan, nama mantan pelatih mereka, Shin Tae-yong justru diteriakkan dari tribun penonton.

Bagi media Korea Selatan, momen ini bukan sekadar teriakan biasa. Gema nama Shin Tae-yong diinterpretasikan sebagai puncak kekecewaan dan penyesalan mendalam dari para pendukung atas keputusan yang telah diambil PSSI.

"Dan dengan kegagalan dalam upaya lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 ini, Indonesia kembali merasakan kekecewaan," jelas laporan Best Eleven.

"Kini, kemungkinan besar akan muncul tuntutan pertanggungjawaban yang besar. Nama Shin Tae-yong yang bergema di stadion menjadi simbol kekecewaan dan penyesalan para pendukung," tutupnya.

Load More