Bola / Liga Inggris
Rabu, 29 Oktober 2025 | 10:04 WIB
Arsenal vs Manchester City: Arteta Bidik Sejarah, Guardiola Dihantui Catatan Buruk [Tangkap layar X]
Baca 10 detik
  • Tren permainan di Premier League berubah menuju gaya fisik dan bola mati.
  • Pep Guardiola tetap mempertahankan filosofi permainan terbuka Manchester City.
  • Guardiola menyoroti pentingnya kontrol permainan untuk menghindari ancaman bola mati lawan.

Suara.com - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, menilai gaya bermain di Premier League musim ini seperti kembali ke era Tony Pulis, mantan pelatih Stoke City yang terkenal dengan taktik bola mati dan lemparan jauh.

Menurut Guardiola, hampir setiap pertandingan kini terasa seperti menghadapi Stoke City pada masa jayanya di bawah asuhan Pulis.

“Sekarang hampir semua tim bermain seperti Stoke dulu. Setiap lemparan ke dalam terasa seperti tendangan sudut, dan sepuluh pemain langsung masuk ke kotak penalti,” ujar Guardiola, dikutip dari Daily Mail.

Musim ini, sekitar 19 persen gol Premier League berasal dari situasi sepak pojok, meningkat hampir lima persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Fenomena itu menunjukkan tren baru di liga, di mana banyak klub lebih menitikberatkan pada kekuatan fisik dan bola mati ketimbang permainan terbuka.

Meski begitu, Guardiola menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah filosofi permainan menyerang Manchester City.

Manchester City vs Huddersfield Town (Antara)

“Saya tidak naif. Saya tahu pentingnya bola mati, tapi fokus saya tetap pada bagaimana kami bisa bermain lebih baik, menciptakan peluang, dan mencetak gol dari permainan terbuka,” tegasnya.

City sendiri menjadi satu-satunya tim Premier League musim ini yang seluruh golnya berasal dari open play, tanpa kontribusi dari bola mati.

Namun, mereka baru saja tumbang 1-2 dari Aston Villa, di mana gol kemenangan Matty Cash lahir dari situasi sepak pojok.

Baca Juga: Pep Guardiola Berencana Istirahatkan Erling Haaland Lawan Swansea City

Pelatih asal Spanyol itu menyebut bahwa gaya permainan berbasis bola mati bukanlah hal baru.

“Sean Dyche di Burnley dulu luar biasa dalam mengandalkan bola panjang dan duel udara. Sam Allardyce juga sama. Bedanya, kalau dulu Stoke adalah pengecualian, sekarang hampir semua tim melakukannya,” kata Guardiola.

Ia bahkan mengenang masa ketika masih melatih Barcelona dan Bayern Munich.

“Dulu Arsène Wenger sering berbicara tentang sulitnya bermain di markas Stoke City. Sekarang rasanya seperti itu setiap pekan di Premier League,” ujarnya.

Guardiola menegaskan bahwa cara terbaik menghadapi tren ini adalah dengan menguasai permainan sepenuhnya.

“Saat kami kalah dari Aston Villa, kami memberikan terlalu banyak bola mati. Di Brentford kami bisa mengatasinya dengan baik berkat kerja luar biasa dari pelatih bola mati kami, James French,"

Load More