Suara.com - Di usianya ke-37, Teater Koma terus menunjukkan eksistensinya dalam berkarya.
Pada 13 hingga 22 November 2014, Teater yang digawangi oleh Nano Riantiarno mempersembahkan lakon terbarunya yang berjudul Republik Cangik. Produksi teater Koma ke-136 ini didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya dan akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta.
Pementasan ini, menurut sang sutradara sekaligus penulis naskah, Nano Riantiarno, berkisah tentang Cangik, panakawan perempuan dari kerajaan Mandura yang bertugas memilih pemimpin Negeri Suranesia setelah Maharaja Surasena, pemimpin sebelumnya meninggal dunia.
Cangik beralih fungsi menjadi juri yang bertugas memilih satu Maharaja dari enam calon yang maju. Mereka adalah Santunu Garu, Dundung Bikung, Graito Bakari, Burama-Rama, Binanti Yugama dan Jaka Wisesa. Mereka semua merasa dirinya pantas dan mampu memerintah Suranesia.
Dengan ajian sakti peninggalan Maharaja sebelumnya, Cangik berhasil memanggil tokoh-tokoh besar dunia wayang untuk ikut menjadi juri dalam sayembara ini.
Para juri tersebut di antaranya adalah Semar, sang Panakawan senior; Betari Permoni, ratu para setan; Bentara Narada, perdana menteri para dewa; Raden Gatotkaca sebagai wakil pendawa; Raden Lesmono sebagai wakil Kurawa; dan Riri Ratri, putri raja Kediri.
Lebih lanjut Nano mengatakan bahwa teater merupakan media untuk berekspresi dan selalu memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada penonton melalui harmonisasi akting, tari, musik, visual, dan beragam unsur lainnya.
"Pada produksi ke-136 ini kami mengajak penonton berpikir apa jadinya kalau tugas memilih pemimpin negara harus diemban seorang panakawan? Apakah sesudah musibah, ada berkah? Ini merupakan pertanyaan bagi kita dan ini menjadi cerminan bagi kita untuk melihat diri kita secara jujur," ujarnya pada konferensi pers Teater Koma pementasan Republik Cangik di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (3/11/2014).
Untuk mengerjakan naskah pementasan ini diakui Nano membutuhkan waktu lima bulan. Ia tak menyangka bahwa apa yang dituliskan dalam skenario Republik Cangik bisa direfleksikan dengan pemerintahan Indonesia yang baru saja berganti.
"Barangkali ini cocok dengan apa yang terjadi di pemerintahan yang baru. Menteri perempuan ada 8 orang, mungkin sekarang waktunya perempuan 'bicara'," tambah Nano.
Sederet nama aktor dan aktris teater kawakan meramaikan pementasan ini diantaranya Rita Matu Mona, Budi Ros, Subarkah Hadisarjana, Anneke Sihombing, Dorias Pribadi, Alex Fatahillah, Ohan Adiputra, Daisy Lantang, Ratna Ully, Raheli Dharmawan, Supartono JW, Emmanuel Handoyo dan 23 pemain lainnya.
Mereka akan dibalut kostum rancangan Rima Ananda Omar yang telah menyiapkan 90 kostum untuk para pemain yang dikerjakannya selama 3 bulan. Rima mengolaborasikan sentuhan tradisional dan modern dalam rancangannya.
"Untuk kostum Republik Cangik, saya terinspirasi dari wayang orang modern namun tetap ada sentuhan batiknya. Kolaborasi antara unsur kain tradisional dengan kain modern disesuaikan lagi dengan naskah. Banyak kostum dengan motif saling tabrak yang saya buat namun sudah disetujui Mas Nano," ujarnya.
Diakui Renitasari Adrian selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, selama 37 tahun keberadaannya, Teater Koma telah banyak melahirkan para seniman yang produktif untuk mengembangkan dan memajukan seni pertunjukan di Indonesia.
Pementasan Republik Cangik akan digelar selama 10 hari dan dimulai pukul 20.00 WIB (Selasa-Sabtu) dan pukul 14.00 (Minggu). Untuk harga tiket; Senin - Kamis mulai Rp100.000 - Rp250.000, dan Jumat - Minggu mulai Rp125.000 - Rp300.000. Tiket bisa diberi secara online melalui situs www.gedungkesenianjakarta.co.id.
Berita Terkait
-
Tampil di Pertunjukan Seni Musik dan Tari "Suara Harmoni Kalimantan", Oppie Andaresta Ungkap Perasaannya
-
Rayakan Keberagaman Melalui Pementasan Cerita Indonesia Bareng Sivia dan Wishnu Dewanta
-
Gandeng Ary Kirana, Pertunjukan "Kuntilanak Mangga Dua" Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih Sukses Hibur Penikmat Seni
-
Hadir dengan Wajah Baru, Galeri Indonesia Kaya Suguhkan Lagi Panggung Budaya untuk Penikmat Seni
-
Rahasiakan ke Keluarga, Nano Riantiarno Ternyata Idap Tumor Selama 4 Tahun
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Manggung di Soundrenaline 2025, Isyana Sarasvati x Kasimyn Suguhkan Musik 'Dangdut Post-Apocalyptic'
-
Mahsuri Dukung Kerlap Kerlip 2025, Festival Musik Seru Akhir Tahun di BSD City
-
Hadirkan Teror Kelam Mitos Jawa, Film Sengkolo: Petaka Satu Suro Bakal Tayang 22 Januari
-
8 Drama Korea Tayang Januari 2026, Bertabur Aktor Keren
-
Review Film Suka Duka Tawa: Angkat Topi untuk Transformasi Teuku Rifnu Wikana
-
Lirik Lagu Natal Dari Pulau dan Benua dan Chordnya yang Meriah
-
Lirik Lagu dan Chord Natal Pulihkan Kita Lengkap dengan Maknanya
-
Kejutan di Soundrenaline 2025, Bilal Indrajaya dan Maudy Ayunda Rayakan Ulang Tahun di Panggung
-
Lirik Lagu dan Chord Sebab Natal Tak Akan Berarti Tanpa KasihMu
-
Jurus 'Jalur Langit' Arif Brata Biar Film Suka Duka Tawa FYP, Sampai Bawa-Bawa Bilqis