Suara.com - Putri novelis Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer sangat bersyukur karya ayahnya itu tak lagi ditakuti.
Bahkan semua orang bisa menikmati tulisan-tulisan Pram-sapaan akrab Pramoedya--setelah beberapa kali diberanguskan.
Karya Pram, menurut Astuti memang beberapa kali diberanguskan. Yang pertama pada 1966 di masa peralihan Orde Lama ke Orde Baru.
"Kami memaksakan diri menerbitkan lagi tahun 80 (1980), tapi tahun 81 (1981) diberanguskan kembali. Tapi sekarang tidak lagi, bahkan dibuat filmya," ujar Astuti usai Screening Film Bumi Manusia di XXI Yogyakarta, Selasa (13/8/2019) malam.
Menurut Astuti, dengan peredaran karya Pram yang semakin luas, bahkan dibuat film oleh sutradara Hanung Brahmantyo, menandakan masyarakat Indonesia menghargai karya sastra dan sejarah bangsa.
Apalagi selama puluhan tahun, karya-karya Pram pernah dibakar, dirampas, hingga dilarang untuk diterbitkan. Alasannya, Pram dianggap sebagai PKI. Bahkan Pram sempat keluar masuk penjara karenanya.
"Dengan dibuatnya film Bumi Manusia ini (kami) ingin mengembalikan karya sastra agar diketahui semuanya. Kalau tidak tahu sejarah seperti yang ada di buku, akan seperti apa bangsa ini," katanya.
Astuti menambahkan, meski beberapa pihak tidak menyukai film Bumi Manusia karya Hanung karena dianggap tidak sebagus novelnya, dia tak menyoal. Dia bilang semua novel memang jauh lebih bagus dibandingkan adaptasi filmya.
Baca Juga: Gara-gara Hanung, Sri Sultan Duduk Tiga Jam Saksikan Bumi Manusia
Apalagi dalam novel aslinya, Bumi Manusia lebih banyak narasi cerita. Bila film dipaksanakan untuk dibuat sesuai buku 100 persen, maka penonton akan bosan karena alur yang monoton.
"Buku itu indah karena ada khayalan kita yang masuk saat membacanya. Namun film adalah karya yang sudah jadi dan ini adalah pekerjaan seni. Saya menghargai setiap pekerjaan seni, termasuk adegan percintaan yang jadi latar belakang film ini," ujanya menuturkan.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Antara Strategi dan Romantisme: Buku Langka dan Daya Tariknya
-
Berita dari Kebayoran: Sebuah Kritik Sosial Karya Pramoedya Ananta Toer
-
Ketidakadilan Sistem Kolonial "Anak Semua Bangsa", Upaya Pembebasan Rakyat
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Promo Buy 1 Get 1 Tiket Nonton Janur Ireng Lewat TIX ID, Simak Ketentuannya
-
Bukan Zina, Insanul Fahmi Akhirnya Ngaku Sudah Nikahi Inara Rusli dan Jawab Isu Hamil Duluan
-
Jenis Kelamin Bayi yang Dikandung Alyssa Daguise: Tebakan Al Ghazali Salah
-
Move On Dari Desta? Natasha Rizky Siap Mulai Lembaran Baru
-
Hari Terakhir Promo Tiket Nonton Film Avatar: Fire and Ash Bonus Voucher Makan di IMAX
-
Leticia Charlotte Putri Sulung Sheila Marcia, Resmi Jadi Juara Gadis Sampul 2025
-
5 Momen Paling 'Gila' di MMA 2025: G-Dragon Ajak Idol Junior 'Party' Sampai Kejutan Lagu Baru EXO!
-
Hadiri Meet and Greet di Jakarta, Nayeon TWICE Bocorkan Gaya Perhiasan Favoritnya
-
Manggung di Soundrenaline 2025, Isyana Sarasvati x Kasimyn Suguhkan Musik 'Dangdut Post-Apocalyptic'
-
Mahsuri Dukung Kerlap Kerlip 2025, Festival Musik Seru Akhir Tahun di BSD City