Terlalu Lama Tak Ditindak karena Drama Donasi, Mata Agus Kini Buta Total

Suara.com - Agus Salim mengaku pengobatannya terhambat karena dana donasi tak kunjung ia dapatkan dari pihak Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan.

Apalagi kini uang tersebut sudah dialihkan sepenuhnya kepada korban bencana alam di Lewotobi, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lelaki yang kini mengalami kebutaan tersebut mengaku, masa pengobatannya sudah habis karena terlalu lama tidak ditindak. Penglihatan Agus sudah gelap sepenuhnya alias buta total.

"Seharusnya kan untuk masa-masa pengobatan saya kemarin, ini sudah habis ya," kata Agus Salim saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (15/1/2025).

"Harusnya kan kemarin-kemarin itu sih, tapi karena masalah seperti ini, semuanya seperti ini jadinya. Ya sudahlah, apa boleh buat," ucapnya menyambung.

Agus Salim juga batal menjalani operasi matanya, hingga kini penglihatannya sudah tidak bisa lagi dikembalikan.

"Untuk saat ini Agus juga berobat, pengobatan mata setiap minggu. Tapi kalau operasi pun paling menggunakan bola mata palsu," ungkap Agus.

Saat ini, Agus Salim hanya mengharapkan bukti dari janji-janji yang pernah dibuat Denny Sumargo dan pihak Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, termasuk janji Denny yang berniat membiayai pengobatan Agus.

Baca Juga: Tolak Tawaran Berobat dari Densu, Agus Salim Pilih Penjarakan Denny Sumargo!

"Setidaknya mereka sudah lah, jadiin fakta, jangan jadi manis aja, itu aja sih," ucap Agus.

Sebagaimana diketahui, Agus Salim merupakan korban penyiraman air keras oleh karyawannya. Akibat penyiraman tersebut, Agus kehilangan penglihatannya.

Karena kondisinya, Agus Salim sempat meminta bantuan Pratiwi Noviyanthi alias Teh Novi yang merupakan pemilik Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan. Atas bantuan Teh Novi, Agus mendapatkan donasi untuk pengobatan mata sebesar Rp1,5 miliar.

Namun uang donasi tersebut berujung jadi polemik, Agus menggunakan uang itu buat bayar utang dan keperluan pribadi lainnya.

Keputusan terakhir sisa donasi Rp1,3 miliar dialihkan kepada korban bencana alam di Lewotobi, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini membuat kubu Agus Salim murka.