Dituding Cari Simpati, Erika Carlina Diadu dengan Perjuangan Sheila Marcia

Diketahui, Erika Carlina mengaku merahasiakan kehamilannya karena alasan karier dan tekanan dari pria yang diduga ayah bayinya yakni DJ Panda.

Sheila Marcia kala itu justru mempertaruhkan segalanya, termasuk kehilangan pekerjaan dan keluarga.

Perjuangannya menjadi teladan nyata dari keteguhan hati seorang ibu muda yang memilih mempertahankan hidup baru meski dalam keterbatasan.

Menariknya, hubungan Sheila Marcia dan Anji kini justru harmonis. Meski sempat renggang, Anji mengakui Leticia sebagai anak biologisnya sejak awal dan kini aktif terlibat dalam kehidupan sang putri.

Leticia bahkan sering terlihat menghabiskan waktu bersama ayahnya dan keluarga Anji, menunjukkan bahwa mereka berhasil membangun hubungan sehat demi sang anak.

Banyak yang mengaku salut pada Sheila Marcia lantaran dinilai tak berusaha menarik simpati publik.

"Kalau mau bicara soal hancur-hancuran, Sheila Marcia contohnya. Tapi dia benar-benar minta maaf di depan publik, merawat anaknya sendiri, dan hidupnya dulu penuh cobaan. Oh ya, anaknya cantik banget!" komentar seorang warganet.

"Padahal sejak awal, branding Erika dikenal sebagai anak party-an. Tapi begitu kena batunya, malah nangis ke sana-sini buat nyelametin karier," sahut yang lain.

Di sisi lain, situasi Erika Carlina dan DJ Panda masih penuh konflik dan tarik ulur. Bintang film Pabrik Gula itu mengaku diancam, bahkan sampai merasa perlu melibatkan kepolisian.

Baca Juga: Sosok Diduga Kekasih Baru DJ Panda Terungkap, Diminta Berhati-hati Agar Tak Seperti Erika Carlina

DJ Panda sendiri sudah mengaku bahwa dia memang ayah biologis dari anak yang dikandung Erika.

Pemilik nama asli Giovanni Surya Saputra itu dihujat habis-habisan karena dicap red flag dan tidak mau bertanggung jawab.

Dalam pengakuannya, DJ Panda mengatakan bahwa dia sebenarnya bersedia menikahi Erika, tapi sang aktris tiba-tiba membatalkannya.

Akibat dari skandal ini, kariernya hancur setelah kehilangan banyak job. Dia juga mengaku sangat tertekan secara mental.

Kontributor : Chusnul Chotimah