Penjelasan Ending Abadi Nan Jaya dan Teori Part 2 yang Mungkin Menanti

Suara.com - Film Abadi Nan Jaya karya Kimo Stamboel di Netflix menutup ceritanya dengan akhir yang menggantung.

Penonton dibuat bertanya-tanya soal nasib keluarga Sadimin dan potensi wabah zombie yang makin meluas.

Ending film ini memperlihatkan bagaimana keluarga Sadimin harus berjuang melawan wabah zombie yang muncul akibat jamu awet muda racikan sendiri.

Jamu yang awalnya dibuat untuk awet muda justru memunculkan kekacauan besar. Beberapa anggota keluarga memang berhasil kabur, tapi nasib mereka tidak ditunjukkan secara jelas.

Kimo Stamboel sengaja menutup kisah Abadi Nan Jaya dengan cara misterius, memberikan ruang bagi penonton untuk menafsirkan sendiri bagaimana kelanjutan nasib para karakter utama.

Wabah Zombie Menyebar ke Jakarta?

Salah satu adegan paling menegangkan di akhir film adalah saat ramuan jamu dari perusahaan Wani Waras telah sampai ke ibu kota.

Karakter bernama Grace (Karina Suwandhi) terlihat meminum jamu tersebut dan tampak awet muda, padahal usianya sudah lanjut.

Momen ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah Grace akan berubah menjadi zombie dan memicu wabah baru di Jakarta?

Jika benar, maka film ini berpotensi berkembang menjadi kisah survival yang lebih besar di wilayah urban.

Baca Juga: Awas! Zombie di Film Abadi Nan Jaya Bisa Picu Trypophobia, Apa Itu?

Wabah yang awalnya terjadi di desa kini mungkin akan menjadi ancaman nasional.

Akankah Abadi Nan Jaya Punya Sekuel?

Dengan akhir yang menggantung, pertanyaan terbesar penonton tentu, apakah Abadi Nan Jaya akan berlanjut ke part 2?

Hingga kini belum ada pengumuman resmi dari Netflix maupun Kimo Stamboel.

Namun melihat antusiasme publik dan banyaknya teka-teki yang belum terjawab, peluang munculnya sekuel sangat besar.

Film ini meninggalkan banyak misteri, apakah keluarga Sadimin selamat, siapa yang akan menemukan sumber wabah, dan apakah Jakarta siap menghadapi ancaman zombie berikutnya?

Semua kemungkinan terbuka lebar untuk kelanjutan kisah yang lebih epik dan intens.