Entertainment / Film
Rabu, 03 Desember 2025 | 10:07 WIB
Kolase Poster film 'Abadi Nan Jaya' (IMDb)
Baca 10 detik
  • Film orisinal Netflix Indonesia ini menggunakan latar budaya desa, seperti acara sunatan, sebagai titik awal wabah zombie.
  • Kimo menjelaskan bahwa zombie tertarik pada suara bising, direpresentasikan melalui adegan respons terhadap kumandang azan.
  • Asal muasal wabah film ini diciptakan dari "Jamu Karnivor" ekstrem hasil perpaduan flora kantong semar dan fauna.

Suara.com - Film orisinal Netflix Indonesia, Abadi Nan Jaya, sukses mencuri perhatian penonton dan menjadi trending berkat pendekatan uniknya dalam mengangkat genre zombie dengan kearifan lokal yang kental.

Dalam acara Creative Asia yang digelar oleh Netflix di Hotel Tentrem Yogyakarta, Selasa (2/12/2025), sutradara Abadi Nan Jaya, Kimo Stamboel membeberkan berbagai fakta menarik di balik layar, mulai dari pemilihan latar cerita, filosofi di balik gerakan zombie, hingga penjelasan mengenai adegan ikonik saat zombie menyerbu masjid.

Konsep "Zombie Buta" di Tengah Budaya Lokal

Kimo Stamboel mengungkapkan bahwa daya tarik utama film ini terletak pada ketidaktahuan masyarakat Indonesia mengenai konsep mayat hidup atau zombie.

Hal inilah yang mendasari reaksi para karakter di dalam film yang terlihat bingung saat wabah mulai merebak.

Poster film Abadi Nan Jaya (IMDb)

"Saya sengaja mengambil ide cerita soal wabah zombie, karena menurut saya itu menarik. Apalagi di Indonesia ini gak mengenal zombie. Makanya semua pemain emang dibuat seolah belum paham apa itu zombie," ujar Kimo.

Untuk memperkuat nuansa lokal, Kimo memilih latar acara hajatan desa sebagai titik awal kekacauan.

"Sebelum kita mulai syuting, kita itu memang sudah menentukan dulu ceritanya mau gimana. Makanya kita buat cerita ada sunatan yang biasa banyak terjadi di desa dan itu menggambarkan (budaya) Indonesia banget. Terus, ketika ada acara sunatan kan pasti ramai orang jadi di situlah kita set wabah zombie terjadi," jelasnya.

Adegan Zombie Berlarian ke Masjid Saat Azan Berkumandang

Baca Juga: Transaksi Tembus Rp41 Miliar, JAFF Market 2025 Bocorkan Film Baru 'Laut Bercerita' hingga 'Suzzanna'

Salah satu adegan yang paling ramai diperbincangkan adalah momen ketika karakter yang diperankan Ardit Erwandha mengira para zombie berlarian ke masjid karena ingin salat saat azan berkumandang. Namun, karakter Marthino Lio menyadari fakta mengerikan di baliknya.

Kimo menegaskan bahwa adegan tersebut dirancang bukan hanya sebagai elemen horor, melainkan cara cerdas untuk menjelaskan karakteristik zombie di film ini kepada penonton.

"Saat adegan itu sengaja dibikin, karena mereka karakternya kan lagi mempelajari wabah yang sedang terjadi dan mereka gak tahu kalau itu zombie. Makanya, dari adegan itu mereka baru tahu ternyata zombie tuh tertarik dengan suara bising," ungkap Kimo.

Ia menambahkan bahwa penggunaan suara azan adalah representasi suara bising yang paling wajar dan sering ditemui di pedesaan Indonesia.

"Jadi, kita itu berusaha mengemas pesan bahwa zombie itu tertarik dengan suara bising melalui cara yang asyik dan menggambarkan Indonesia banget. Nah, di Indonesia itu kan sering ada azan, di desa juga pasti ada azan. Makanya kita buat adegan ada orang azan, lalu dihampiri zombie dan akhirnya mati untuk menyampaikan pesan tersebut," tambahnya.

Teror Jamu "Karnivor"

Load More