Suara.com - Belum lama ini media sosial diramaikan dengan beredarnya video Ustad Bachtiar Nasir yang mempromosikan air kencing unta yang diyakini bermanfaat bagi kesehatan.
Menanggapi anjuran atau promosi yang disampaikan oleh Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) ini Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengaku khawatir akan diikuti oleh masyarakat, karena belum ditemukan bukti ilmiah mengenai manfaat minum kencing unta.
Ia menyebut, air kencing yang dikeluarkan oleh ginjal merupakan zat buangan yang sebaiknya tak dikonsumsi. Pasalnya, dalam urine terkandung bakteri yang justru bisa membahayakan kesehatan.
"Secara sederhana kencing dikeluarkan oleh ginjal. Ginjal bahasa awamnya WC yang kotor untuk zat dibuang. Kalau hasil buangannya itu kita makan, kita harus teliti lagi ada apa di urin itu," ujar Menkes Nila F Moeloek pada temu media di Kementerian Kesehatan, Rabu (10/1/2018).
Hal ini, lanjut dia, tentu saja untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan yang mungkin mengintai.
Beberapa waktu lalu ramai di media sosial, soal Ustaz Bachtiar Nasir yang minum air kencing unta campur susu. Ia menunjukkan aksinya itu di akun Instagramnya, @bachtiarnasir.
Dalam video tersebut Bachtiar terlihat sedang berada Hudaibiyah, Mekkah, Arab Saudi bersama teman-temannya. Ia minum air kencing unta saat berkunjung ke Arab Saudi beberapa waktu lalu.
Video Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) saat minum air kencing hewan gurun itu sempat viral di media sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut